GOWA, SULAWESI SELATAN,FILALIN.COM, – Di tengah hijaunya perbukitan Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan, Gowa, Sulawesi Selatan, seorang ibu rumah tangga bernama Nurlela (39) tak pernah menyangka bahwa usaha kue tradisional buatannya kini bisa dinikmati pelanggan hingga Jakarta dan Surabaya.
Dulu, ia hanya menjual barongko dan kue cucur di pasar desa setiap akhir pekan. Namun sejak jaringan internet dari Indosat masuk ke desanya setahun lalu, Nurlela mulai mengenal dunia digital—dan perlahan mengubah cara ia berjualan.
“Awalnya saya tidak tahu soal jualan online. Tapi anak saya ajari cara pasang foto kue di marketplace. Lama-lama banyak yang pesan, apalagi waktu bulan puasa,” ujar Nurlela sambil tersenyum bangga.
Akses Internet, Akses Peluang
Masuknya jaringan internet Indosat Ooredoo Hutchison ke desa mereka menjadi titik balik. Bukan hanya mempercepat komunikasi, tapi juga membuka mata banyak warga tentang peluang ekonomi digital.
Nurlela adalah satu dari belasan pelaku UMKM di desanya yang kini aktif menjual produknya secara online. Ia menggunakan kuota IM3 dari Indosat yang terjangkau dan stabil, bahkan ketika cuaca buruk melanda.
“Dulu kami hanya bisa pasrah kalau cuaca buruk, sinyal hilang. Tapi sekarang, walau hujan deras, orderan tetap jalan. Kami bisa jawab pesan pelanggan, kirim foto, bahkan ikut live jualan kalau ada bazar daring,” ungkapnya.
Dampak Langsung ke Keluarga dan Desa
Dengan omzet yang kini meningkat dua kali lipat dibanding sebelumnya, Nurlela tak hanya membantu keuangan keluarganya. Ia juga mulai memberdayakan tetangganya untuk ikut memproduksi dan mengemas kue.
“Sekarang saya bisa bayar ibu-ibu sekitar buat bantu bungkus. Anak saya juga bisa terus sekolah, karena ada biaya lebih,” jelasnya.
Di desa yang sebelumnya jarang terdengar, geliat ekonomi mulai tumbuh. Beberapa anak muda kini ikut menjadi dropshipper, menjual produk lokal dari desa mereka ke berbagai kota lewat platform digital.
Indosat: Menyambungkan yang Terpencil
Program perluasan jaringan oleh Indosat bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga pemberdayaan. Dalam beberapa kesempatan, tim Indosat turut memberikan pelatihan digital dasar bagi pelaku UMKM di pelosok.
“Visi kami adalah menjembatani kesenjangan digital. Ketika internet menyala di desa, potensi ekonomi ikut bangkit,” ujar Swandy Tjia dari Indosat.
Dulu Tak Terdengar, Kini Ramai di Marketplace
Kini, akun toko online milik Nurlela bernama Dapoer Lela telah memiliki ratusan ulasan positif. Kue-kue tradisional Bugis buatannya menjadi langganan di berbagai kota besar, terutama saat hajatan dan acara keluarga.
“Saya tidak pernah mimpi bisa kirim kue ke luar Sulawesi. Tapi ternyata, dengan internet dan sedikit belajar, semua mungkin,” tutup Nurlela.
Kisah seperti Nurlela adalah potret nyata bagaimana internet bukan sekadar fasilitas, melainkan jembatan menuju harapan dan kemandirian ekonomi. Dari pelosok yang dulu sunyi, kini ramai oleh transaksi digital. Dan semua bermula dari satu hal sederhana: koneksi yang menyala. (*)