MAKASSAR,FILALIN.COM, — Kalla Institute kembali membuka pendaftaran calon mahasiswa baru dengan berbagai inovasi sistem pendidikan yang diklaim lebih adaptif terhadap kebutuhan industri dan ekonomi masyarakat. Dalam konferensi pers di Auditorium Kalla Institute, Kamis (13/11), Rektor Kalla Institute Dr. Syamril menjelaskan bahwa konsep pendidikan di bawah naungan Kalla Group ini didesain bukan hanya untuk mencetak sarjana, tetapi juga membangun ekosistem wirausaha muda dan tenaga profesional yang siap bersaing di era industri 4.0.
“Kami resah melihat banyaknya lulusan perguruan tinggi, tapi hanya sebagian kecil yang terserap di dunia kerja formal. Itu sebabnya kami berfokus pada peningkatan daya saing mahasiswa dan membangun wirausaha muda yang bisa membuka lapangan kerja,” ujar Dr. Syamril.
Menurut Syamril, berdirinya Kalla Institute pada 2019 berangkat dari keprihatinan atas rendahnya serapan tenaga kerja dari lulusan kampus. Data BPS saat itu menunjukkan hanya sekitar 20 persen lulusan yang terserap di sektor formal. Kondisi ini mendorong Kalla Group untuk melahirkan lembaga pendidikan tinggi yang kurikulumnya langsung disinergikan dengan kebutuhan industri.
“Kalla Institute ini memang kami rancang sejak awal menjadi bagian dari ekosistem bisnis Kalla Group. Bukan sekadar mengajar teori, tapi langsung menghubungkan mahasiswa dengan dunia kerja dan dunia usaha,” tambah Syamril.
Sistem SPP Fleksibel dan Program “Bridge to Master”
Dalam kesempatan yang sama, Andi Jamiati Paramita, Kepala Biro Marketing & Admission Kalla Institute, memperkenalkan sejumlah program unggulan baru, salah satunya Vexi KI — sistem pembayaran kuliah fleksibel yang menyesuaikan kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa.
“Kami menyebutnya Vexi KI, singkatan dari Flexible Key. SPP dibayar per semester tanpa lagi ada sistem SKS. Biaya pembangunan pun bisa diangsur. Ada enam golongan UKT, mulai dari Rp5 juta sampai Rp10 juta per semester, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua calon mahasiswa,” jelas Jamiati.
Selain sistem pembayaran fleksibel, Kalla Institute juga menawarkan program “Bridge to Master”, yaitu jalur cepat bagi mahasiswa program studi Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Bisnis Digital untuk langsung melanjutkan ke jenjang S2 melalui kerja sama dengan Institut Sains dan Teknologi Terpadu.
“Dengan program Bridge to Master, mahasiswa bisa lulus S2 hanya dalam 10 semester, atau lima tahun saja. Biaya totalnya pun terjangkau, di bawah Rp100 juta sudah dapat dua gelar, S1 dan S2,” ungkap Jamiati.
Kolaborasi Erat dengan Kalla Group: Fast Track Karier Sejak Semester Pertama
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Anhar Januar Malik, S.E., M.Sc., menjelaskan keunikan lain dari Kalla Institute, yaitu keterlibatan langsung Kalla Group dalam merancang kurikulum dan pembinaan karier mahasiswa.
“Kalla Group ikut mereview kurikulum, mengajar, hingga memberikan materi praktis. Jadi dari awal mereka tahu potensi mahasiswa ini akan diarahkan ke mana. Inilah yang kami sebut fast track berkarier di Kalla Group,” ujar Anhar.
Mahasiswa yang diterima di Kalla Institute langsung berinteraksi dengan Career Development Center (CDC) sejak semester pertama. Dari sana dilakukan asesmen minat dan bakat untuk menentukan arah pengembangan kompetensi—apakah menuju jalur profesional di industri atau menjadi entrepreneur.
“Kami ingin mengurangi kasus mahasiswa yang di tengah jalan merasa salah jurusan. Sejak awal mereka diarahkan, dibimbing, dan kurikulumnya disesuaikan dengan potensi,” tambahnya.
Dari CEO Sejak Kuliah hingga Inkubator Bisnis
Kalla Institute juga memberi ruang bagi mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha muda. Melalui program “CEO Sejak Kuliah”, mahasiswa yang sudah menjalankan usaha diberi fleksibilitas mengikuti perkuliahan tanpa harus mengorbankan bisnisnya.
“Kalau ada mahasiswa yang usahanya jalan dan butuh waktu, kami akomodir. Jadwal kuliah bisa disesuaikan, tapi tetap ada mentoring dan laporan perkembangan,” kata Anhar.
Bagi mahasiswa yang baru memiliki ide bisnis, kampus menyediakan Inkubator Bisnis Kalla Institute, yang membantu mereka mengubah ide menjadi usaha nyata melalui pendampingan intensif dan akses ke jaringan Kalla Group.
“Tujuannya sederhana: mempercepat proses dari ide menjadi usaha yang benar-benar bisa dijual,” ujarnya.
Hingga kini, sekitar 30 persen alumni Kalla Institute sudah mampu menciptakan lapangan kerja baru, sebagian lainnya berkarier di perusahaan-perusahaan dalam ekosistem Kalla Group maupun industri nasional.
Membangun Generasi Kalla Baru
Dengan dukungan penuh dari Kalla Education Foundation, Kalla Institute berharap dapat melahirkan generasi baru profesional dan pengusaha yang berkarakter kuat, adaptif terhadap perubahan, dan memiliki semangat keberlanjutan sebagaimana nilai-nilai yang dipegang Kalla Group.
“Pak JK sendiri menyampaikan, jangan hanya Kalla yang besar. Harus muncul Kalla-Kalla baru dari generasi muda. Dan itulah semangat yang kami tanamkan di kampus ini,” tutup Rektor Dr. Syamril. (*)












