BBPOM di Makassar Hadirkan Edukasi Keamanan Pangan yang Inklusif Melalui Inovasi SAPA PORENA

MAKASSAR,FILALIN.COM, –Dalam upaya memperluas akses informasi Obat dan Makanan yang aman bagi seluruh kelompok masyarakat termasuk kelompok inklusi, Kepala Balai Besar POM di Makassar, Yosef Dwi Irwan dan tim melaksanakan kegiatan edukasi dan literasi keamanan pangan pada 2 (dua) Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Makassar. Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi inovasi Sapa Porena (Sistem Akses Pelayanan Aman untuk Kelompok Rentan) BBPOM di Makassar yang bertujuan mewujudkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam pelayanan publik dan akses informasi untuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.

 

 

Kegiatan pertama dilaksanakan pada 18 November 2025 di SLB Rajawali Makassar. Kunjungan ini disambut baik oleh Kepala Sekolah, Guru dan peserta didik “Pengawasan dan edukasi Obat dan Makanan aman harus mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok disabilitas. Kegiatan ini sekaligus merupakan langkah awal intervensi PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) yang Aman bagi siswa siswi di SLB” Kata Yosef

 

 

Pada kesempatan tersebut Yosef dan tim dengan didampingi guru pendamping memberikan penjelasan pada peserta didik tentang cara memilih makanan yang sehat dan aman. Metode penyampaian berupa penayangan video edukasi yang menarik, dan mudah dipahami sehingga siswa dapat menangkap pesan utama dengan baik. Interaksi antara tim BBPOM di Makassar dengan siswa berlangsung dengan hangat dan penuh suka cita.

 

 

Selanjutnya, pada 21 November 2025, kegiatan koordinasi dan edukasi dilaksanakan di SLB Negeri 1 Makassar, Dalam kesempatan tersebut Yosef dan tim berkesempatan mengunjungi kelas Kreatif Batik. “Senang sekali dapat berinteraksi dengan anak-anak yang luar biasa, yang ternyata memiliki berbagai kelebihan dan mampu berkreasi seperti membatik, melukis dan berbagai ketrampilan lainnya, bahkan ada yang berprestasi hingga tingkat Nasional” ujar Yosef menyatakan kekagumannya

 

 

Tim BBPOM di Makassar berdiskusi langsung dengan siswa penyandang disabilitas tuna rungu menggunakan bahasa isyarat dengan tema Batasan GGL (Gula, Garam dan Lemak). “Kelebihan GGL dalam tubuh dapat berdampak gangguan kesehatan, seperti obesitas, yang nantinya dapat meningkatkan resiko penyakit diabetes melitus,hipertensi, dan penyakit lainnya” ungkap Yosef. Interaksi terasa sangat inklusif dan penuh antusiasme dari para siswa, yang diselingi canda tawa.

 

 

“Untuk mendukung layanan informasi yang inklusif kami telah melakukan pelatihan pada tim tentang bahasa isyarat, ini menjadi penting untuk menjalin komunikasi yang lebih dekat dengan anak-anak luar biasa ini” terang Yosef

 

 

Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Makassar, A. Hamjan menyatakan dukungannya dalam program intervensi Keamanan PJAS yang akan dilakukan BBPOM di Makassar, termasuk melalui pembentukan Tim Keamanan Pangan Sekolah dan Kader Keamanan Pangan Sekolah. “Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh BBPOM di Makassar dan kami siap mendukung kegiatan yang akan dilakukan, tentunya untuk menjaga kesehatan anak-anak kita” ujar A. Hamjan

 

 

Yosef menekankan bahwa kunjungan ke SLB bukan sekadar agenda formalitas, melainkan komitmen nyata BBPOM di Makassar dalam menghadirkan pelayanan publik yang benar-benar ramah inklusi. “Setiap anak di Republik ini merupakan aset bangsa, kita bersama wajib memastikan bahwa meraka, termasuk penyandang disabilitas, memperoleh perlindungan yang sama dalam mengakses pangan yang aman, bermutu, dan bergizi” lanjut Yosef

 

“Selain terkait Keamanan Pangan, kami juga siap memberikan pendampingan izin edar BPOM untuk produk pangan produksi para siswa, ini salah satu komitmen kami dalam mendukung daya saing dan kemandirian kelompok rentan, termasuk disabilitas” ungkap Yosef

 

Yosef juga berharap nantinya dapat membentuk fasilitator penyambung informasi Obat dan Makanan aman dari Guru dan siswa kelompok disabilitas. “Para Sahabat Disabilitas juga berhak mendapatkan informasi Obat dan Makanan yang aman dan dapat diakses secara merata tanpa diskriminasi, kiranya nanti guru dan beberapa siswa dapat sebagai fasilitator bagi sahabat disabilitas lainnya” lanjut Yosef

 

 

“Inklusi bukan hanya memberikan tempat, tetapi memastikan setiap warga mendapat hak yang setara untuk memperoleh informasi dan perlindungan. Kami berharap para siswa di SLB dapat menjadi penyampai pesan bagi lingkungan mereka. Mari bersama membangun generasi yang sehat, tangguh, dan mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” pungkas Yosef. (*)