MAKASSAR,FILALIN.COM, — Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menegaskan bahwa kinerja perekonomian Sulsel sepanjang 2025 tetap kuat di tengah ketidakpastian global. Pernyataan tersebut disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Wahyu Purnama A., dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) KPwBI Sulsel 2025 yang digelar pada 28 November 2025 di Makassar.
Acara tahunan yang mengusung tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan” ini turut dihadiri berbagai pejabat strategis, termasuk Asisten II Pemprov Sulsel, Pangdam XIV Hasanuddin, Konsul Jenderal Australia dan Jepang, Kepala BPS Sulsel, pimpinan Kementerian Keuangan wilayah Sulsel, OJK Regional Sulampua, serta para bupati dan wali kota se-Sulawesi Selatan.
Ekonomi Sulsel Mampu Tahan Tekanan Global
Dalam paparannya, Wahyu menjelaskan ekonomi Sulsel tumbuh 5,01% (yoy) pada triwulan III 2025, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 5,25%. Capaian tersebut dinilai sebagai bukti kuatnya ketahanan ekonomi Sulsel terhadap tekanan global.
“Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama, diperkuat meningkatnya keyakinan konsumen dan maraknya penyelenggaraan event dan festival pada triwulan III 2025,” jelas Wahyu.
Sisi investasi juga meningkat, baik bangunan maupun nonbangunan. Sementara itu, kinerja ekspor tetap solid berkat permintaan dari negara mitra dagang yang masih positif.
Pertanian, Perdagangan, dan Industri Pengolahan Jadi Penggerak Utama
Secara sektoral, tiga lapangan usaha yang menopang pertumbuhan adalah:
Pertanian — didorong produksi padi dan perikanan yang membaik serta cuaca yang kondusif.
Perdagangan — meningkat seiring pulihnya daya beli masyarakat.
Industri Pengolahan — khususnya industri makanan dan minuman yang mendapat efek positif dari kinerja sektor pertanian.
Inflasi Terjaga, Program Stabilitas Berjalan Efektif
Inflasi Sulsel sepanjang 2025 berada dalam kisaran sasaran nasional 2,5±1%, dengan inflasi Oktober tercatat 2,98% (yoy). Lonjakan harga beberapa komoditas seperti emas dan sigaret mampu ditekan oleh stabilnya harga pangan strategis, termasuk cabai rawit, cabai merah, tomat, dan beras.
Berbagai program pengendalian inflasi berjalan efektif melalui penguatan koordinasi BI, Pemprov, dan TPID se-Sulsel. Pengembangan Mini Distribution Centre kini telah hadir di Makassar, Parepare, Bulukumba, Maros, Takalar, Palopo, Tana Toraja, dan Bone.
Investasi Meningkat: 23 Proyek Senilai Rp7,9 Triliun Dipromosikan
Pengembangan investasi turut menjadi fokus BI Sulsel. Melalui Forum PINISI SULTAN dan ajang South Sulawesi Investment Challenge (SSIC), sebanyak 18 proyek clean and clear berhasil dikurasi dari 16 kabupaten/kota.
Sementara itu, South Sulawesi Investment Forum (SSIF) pada Oktober 2025 mempromosikan 23 proyek strategis dengan nilai potensi investasi mencapai Rp7,90 triliun.
Dorong UMKM Naik Kelas dan Ekspor
BI Sulsel juga memperkuat sektor UMKM melalui program pendampingan UMKM REWAKO, pameran Karya Kreatif Sulsel, hingga Trade Expo untuk memperluas pasar nasional dan internasional.
Pada gelaran Anging Mamiri Business Fair (AMBF) November 2025, BI sukses memfasilitasi MOU ekspor UMKM senilai Rp228,12 miliar, melibatkan 30 buyer dari 17 negara.
Ekonomi Syariah dan Digitalisasi Terus Diperluas
Pengembangan ekosistem halal dilakukan melalui Pekan Ekonomi Syariah, sertifikasi halal bagi pelaku usaha, pembentukan zona kuliner halal, hingga penerbitan 23 sertifikat nazhir wakaf.
Digitalisasi daerah juga terus digenjot melalui kolaborasi TP2DD. Sulsel kembali meraih sejumlah penghargaan nasional atas keberhasilan memperluas transaksi digital.
Penguatan Uang Layak Edar dan Edukasi Rupiah
Bank Indonesia juga meningkatkan layanan uang layak edar melalui Ekspedisi Rupiah Berdaulat ke daerah terpencil, termasuk Kepulauan Selayar, bekerja sama dengan TNI AL. Hingga kini, BI membuka kas titipan di lima daerah dan menyalurkan uang rupiah ke berbagai provinsi di Indonesia Timur.
Sepanjang 2025, lebih dari 436 kegiatan edukasi Rupiah dilaksanakan, menjangkau 196 ribu peserta dan menghasilkan 298 juta interaksi digital, yang berkontribusi menurunkan temuan uang palsu di Sulsel.
Tantangan dan Prospek 2026
Meski tetap kuat, ekonomi Sulsel masih menghadapi beberapa risiko, seperti:
lemahnya harga komoditas global,
tensi geopolitik,
iklim investasi,
dan daya saing nasional.
Namun, BI Sulsel memproyeksikan ekonomi Sulsel akan tumbuh 4,9%–5,7% pada 2025, dengan inflasi tetap terkendali.
Untuk tahun 2026, BI Sulsel optimistis pertumbuhan dapat meningkat ke rentang 5–5,8%, ditopang:
penguatan sektor riil, UMKM, dan investasi,perluasan ekonomi syariah,digitalisasi sistem pembayaran,serta pengendalian inflasi melalui koordinasi TPID.
Apresiasi 9 Mitra Strategis
Pada PTBI 2025 ini, BI Sulsel memberikan penghargaan kepada mitra terbaik dalam sembilan kategori, termasuk BPS Sulsel, Bappelitbangda Sulsel, BI Corner Unhas, hingga UMKM binaan seperti PT Siriman Jaya dan CV Panrita Jaya Group.
Dengan capaian 2025 yang solid dan sinergi antara BI, pemerintah daerah, serta seluruh pemangku kepentingan, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang lebih inklusif dan berdaya saing pada 2026. (*)












