Kolaborasi Pemda Kabupaten Bulukumba dan BBPOM Makassar: Tingkatkan Daya Saing dan Dekatkan Layanan Perizinan Bagi UMKM

BULUKUMBA,FILALIN.COM, –Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Makassar kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam pendampingan bagi UMKM. Bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba diselenggaraan Bimbingan Teknis Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) bagi UMKM. Kegiatan dihadiri oleh sekitar 65 UMKM dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bulukumba Andi Edy Manaf.

 

Dalam sambutannya Kepala BBPOM di Makassar Yosef Dwi Irwan menyampaikan bahwa UMKM memiliki peran strategis dalam menggerakan ekonomi kerakyatan, UMKM meyerap lebih dari 90% tenaga kerja dan memberikan kontribusi sekitar 60% terhadap PDB Nasional. “Sebagai pilar ekonomi bangsa sekaligus aset pemerintah sudah sepatutnya UMKM mendapatkan dukungan penuh agar semakin tumbuh berkembang dan memiliki daya saing” ujarnya

 

Saat ini pelaku usaha, khususnya UMKM menghadapi 3 tantangan utama, yaitu: perizinan, permodalan dan pemasaran. Kegiatan bimtek ini selain meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), juga mendekatkan layanan perizinan terpadu dalam satu waktu, yaitu: NIB, NPWP, PIRT, BPOM dan Halal serta akses permodalan.

 

Yosef menyampaikan BBPOM di Makassar memiliki inovasi Pedang Puang Basok (Pendampingan Pelaku Usaha Pangan Olahan, Obat Tradisional, dan Kosmetik). Inovasi berbasis kolaborasi bersama lintas sektor dalam pendampingan bagi UMKM untuk percepatan perizinan, akses permodalan, hingga promosi. “Izin Edar BPOM merupakan salah satu aset yang dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi pelaku usaha, jadi jangan ragu untuk mengurusnya, Izin Edar BPOM Mudah, Terjangkau dan Terukur” lanjutnya

 

“Saat ini hanya ada 10 industri pangan di Bulukumba yang telah memiliki izin edar BPOM, yaitu Air Minum Dalam Kemasan dan Garam Beryodium, padahal potensi di Bulukumba saya melihat sangat besar” ungkap Yosef

 

“Jika produk bapak ibu telah memiliki izin edar BPOM juga nantinya dapat mensuplai SPPG yang mendukung program Makan Bergizi gratis. Kebutuhan MBG sangat fantastis, tentunya potensi produk pangan olahan dari UMKM sangat besar” terang Yosef

 

“Berbagai insentif juga diberikan BPOM kepada UMKM, mulai dari pendampingan hingga terbit izin edar, diskon 50% tarif PNBP untuk pendaftaran produk dan pengujian gratis. Rata-rata tarif pendaftaran untuk produk UMKM berkisar 200 ribu s/d 500 ribu, dengan diskon 50% maka UMKM hanya cukup membayar 100 rbu s/d 250 ribu” ungkap Yosef

 

“Dengan kemudahan yang telah diberikan, UMKM jangan ragu mengurus izin edar, jangan putus di tengah jalan, tetap semangat kami siap mendampingi sampai izin edar diperoleh sehingga nantinya dapat bersaing di kancah nasional bahkan bisa Go Ekspor” terang Yosef

 

Kepala BBPOM di Makassar juga menyampaikan agar setelah mendapatkan izin edar pelaku usaha tetap konsisten dan komitmen dalam penerapan CPPOB untuk jaminan mutu dan keamanan pangan serta menjaga kepercayaan konsumen. “Setelah mendapatkan izin edar BPOM, bapak ibu harus tetap harus tetap komitmen menerapkan CPPOB untuk jaminan mutu dan keamanan. Jangan justru malah menurun karena akan berdampak pada mutu produk, hilangnya kepercayaan konsumen bahkan bisa beresiko pada kesehatan dengan terjadi keracunan pangan” pungkas Yosef menutup sambutannya

 

Dalam sambutan dan arahannya, Wakil Bupati Bulukumba menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Balai Besar POM di Makassar atas inisiatif dan dukungannya dalam menyelenggarakan kegiatan yang sangat strategis ini. “Kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat kapasitas pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk menghasilkan produk yang aman, bermutu, dan berdaya saing melalui penerapan Cara Produksi yang Baik (CPMB) serta percepatan pengurusan izin edar BPOM” ujar Bapak Wakil Bupati

 

Beliau juga menyampaikan bahwa Kabupaten Bulukumba memiliki potensi UMKM yang sangat besar dan beragam, dengan garis pantai sepanjang ±128 kilometer menghasilkan sumber daya laut yang melimpah, seperti perikanan, garam rakyat, dan wisata bahari seperti Pantai Bira, Bara, dan Apparalang. Kawasan pertanian yang produktif juga menghasilkan berbagai komoditi unggulan, seperti: beras, jagung, kelapa, kakao, kopi, kelapa, jahe, kunyit, temulawak dan rempah-rempah lainnya yang menjadi bahan baku potensial untuk industri olahan pangan, produk herbal, dan kosmetika

 

“Kabupaten Bulukumba memiliki potensi besar dalam sektor pangan olahan, namun memerlukan pendampingan terpadu agar produk yang dihasilkan aman, halal, bermutu, serta memenuhi seluruh persyaratan perizinan” ungkap Bapak Wakil Bupati

 

“Sinergi bersama BBPOM, Dinas Koperasi UMKM, Dinas Kesehatan, DPMPTSP, dan Kementerian Agama termasuk perbankan sangat penting agar UMKM kita bisa naik kelas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” tegasnya

 

“Saya sepakat dengan yang disampaikan Pak Yosef, bahwa UMKM merupakan pengerak ekonomi kerakyatan, dan kami akan senantiasa berkomitmen mendukung tumbuh kembang serta promosi produk lokal Bulukumba” lanjut Pak Wakil Bupati

 

“Bapak Ibu agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, manfaatkan momen ini untuk menimba ilmu dari para narasumber BPOM. Jangan hanya datang dan pulang tanpa membawa manfaat apapun. Saya berharap semakin banyak UMKM di Kabupaten Bulukumba yang memiliki izin edar BPOM, sehingga mampu memenangkan pasar” pungkasnya menutup sambutan

 

Narasumber dalam kegiatan bimtek merupakan narasumber ekspert dari BBPOM di Makassar. Materi yang disampaikan antara lain: Prinsip dan Penerapan CPPOB, Alur Proses Izin Edar BPOM, Penyusunan SOP Higiene dan Sanitasi, serta Label dan Kemasan Pangan. Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan Coaching Clinic yang melibatkan pendampingan teknis secara langsung (desk-to-desk) oleh tim dari BBPOM di Makassar, Penyuluh dan Pengawas Halal Kanwil Kemenag Bulukumba, DPMPTSP, Dinas Kesehatan dan Bank Sulselbar cabang Bulukumba.

 

Sinergi lintas sektor yang terjalin diharapkan menjadi model pendampingan terpadu dan berkelanjutan bagi UMKM di wilayah Sulawesi Selatan, yang akan memperkuat ketahanan ekonomi daerah melalui peningkatan kualitas produk pangan olahan lokal untuk Indonesia Emas 2045. (*)