Bank Indonesia dorong ketahanan pangan, panen perdana padi Gamagora 7 di Maros capai 8,9 ton per hektare

MAROS ,FILALIN.COM, –Bank Indonesia (BI) terus memperkuat ketahanan pangan Sulawesi Selatan melalui pengembangan varietas padi unggul. Hal itu ditandai dengan panen perdana demplot padi Gamagora 7 di Kelompok Tani Sukamandiri, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Rabu, 26 November 2025.

 

Kepala Perwakilan BI Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, yang membuka kegiatan tersebut, menyebut panen ini menjadi capaian penting karena produktivitasnya melampaui rata-rata daerah. Berdasarkan perhitungan metode ubinan BPS Maros pada 20 November 2025, Gamagora 7 menghasilkan 8,9 ton per hektare—atau 58,9% lebih tinggi dari produktivitas rata-rata Maros yang berada pada angka 5,6 ton per hektare.

 

Selain hasil panen yang tinggi, varietas ini memiliki umur tanam relatif pendek, hanya 100 hari. Kondisi ini dinilai sangat mendukung percepatan tanam nasional, termasuk program Indeks Pertanaman 300 (IP300), karena memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun tanpa peningkatan signifikan biaya produksi.

 

“Gamagora 7 terbukti adaptif, efisien, dan potensial menjadi salah satu solusi penguatan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan,” ujar Rizki.

 

Keunggulan varietas ini juga terlihat pada ketahanan tanaman. Struktur batang yang kokoh membuat Gamagora 7 lebih tahan rebah saat terjadi hujan deras dan angin kencang, sehingga dapat menekan potensi gagal panen. Di sisi lain, kebutuhan pupuk dan pestisida lebih efisien, yang berdampak pada penurunan biaya usaha tani.

 

Pengembangan demplot tidak hanya dilakukan di Maros, tetapi juga diperluas ke delapan kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan—Sidrap, Soppeng, Gowa, Parepare, Enrekang, Takalar, Jeneponto, dan Bulukumba—dengan total luasan 18 hektare. Penyebaran ini bertujuan menguji adaptasi Gamagora 7 pada berbagai kondisi agroklimat di luar wilayah pengembangan awalnya di Pulau Jawa.

 

Program ini juga menjadi bagian dari kontribusi BI dalam mendukung Asta Cita Pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi budidaya, dan penggunaan varietas unggul.

 

Panen perdana turut dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Staf Ahli Gubernur Sulsel Dr. Since Erna Lamba Sp.,Mp., Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Maros H. Abd. Asis Ahmad, STP., Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maros Jamaluddin, BPS Maros, Forkopimcam Lau, serta Kelompok Tani Sukamandiri.

 

Melalui hasil ini, BI berharap kolaborasi dengan pemerintah daerah dan petani terus diperluas, sehingga mampu meningkatkan pasokan beras, pendapatan petani, dan ketahanan pangan Sulawesi Selatan secara berkelanjutan. (*)