MAKASSAR,FILALIN.COM, –Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Makassar kembali hadir menyapa lebih dekat kepada masyarakat melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Kali ini kegiatan KIE dilaksanakan di area Car Free Day (CFD) Boulevard – Kota Makassar dengan mengusung tema “Bijak Gunakan Antibiotik untuk Cegah Resistensi Antimikroba dan Ayo Buang Sampah Obat (ABSO) dengan Benar”. Kegiatan dihadiri oleh mitra BBPOM di Makassar baik dari unsur Pemda, akademisi, organisasi profesi, asosiasi dan masyarakat luas.
Membakar semangat pagi, kegiatan diawali dengan senam sehat bersama yang diikuti antusias oleh seluruh peserta kegiatan. Kepala BBPOM di Makassar, Yosef Dwi Irwan, dalam sambutan menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya Resistensi Antimikroba (Anti Microbial Resistance / AMR) serta mengkampanyekan program Ayo Buang Sampah Obat (ABSO) dengan Benar.
“Saat ini masyarakat menganggap bahwa semua sakit bisa diobati dengan antibiotik, sakit demam minum amoksisilin, beli cefadroxil, dll. Padahal tidak semua penyakit disebabkan oleh infeksi mikroba, dan belinya juga tanpa resep dokter” ujar Yosef
“Saat badan sudah merasa sehat padahal antibiotiknya baru diminum 3 atau 4 tablet, sudah tidak dilanjutkan, padahal antibiotik harus diminum sampai habis” lanjutnya
“Hal-hal inilah yang mengakibatkan terjadinya resistensi antibiotik. Dampak AMR sangat luar biasa mulai infeksi menjadi sulit sembuh, biaya rumah sakit meningkat karena semakin lama dirawat, bahkan bisa mengakibatkan kematian jika semua jenis antibiotik tidak lagi mempan membunuh mikroba penyebab infeksi karena sudah resisten” tegas Yosef
“Boleh dikatakan AMR merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan dan risiko keamanan kesehatan global saat ini, silent pandemic yang dapat membunuh dalam keheningan” lanjutnya
“Apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kota Makassar yang telah menerbitkan Surat Edaran Walikota Makassar Tentang Pengendalian dan Rasionalisasi Penggunaan Antibiotika, ini merupakan langkah penting untuk pencegahan pembelian antibiotik tanpa resep dokter, tentunya akan menurunkan resiko AMR” ungkap Yosef
Yosef juga menyampaikan “Program Ayo Buang Sampah Obat (ABSO) dengan Benar. “Sampah obat, tidak boleh dibunag sembarangan, karena berpotensi disalahgunakan dan dapat mencemari lingkungan” ujarnya
“Melalui program ABSO yang bersinergi dengan GP Farmasi Provinsi Sulsel serta Ikatan Apoteker Indonesia, masyarakat nantinya dapat membuang sampah sisa obat, obat kedaluarsa atau rusak di apotek-apotek bertanda khusus yang telah menyediakan drop box sampah obat” jelas Yosef
“Masyarakat juga dapat membawa sampah obatnya ke kantor BBPOM di Makassar untuk nantinya dimusnahkan dengan lestari sehingga tidak mencemari lingkungan” imbuh Yosef
Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Makassar, Ahmad Asy’ari menyampaikan bahwa Resistensi Antimikroba (Antimicrobial Resistance, AMR) telah menjadi perhatian global yang mendesak dan merupakan suatu silent pandemic yang berdampak pada kesehatan manusia, lingkungan, dan hewan. WHO sudah menetapkan bahwa resistensi antimikroba termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan global.
“Salah satu faktor pemicu meningkatnya kejadian resistensi antimikroba dikarenakan penggunaan antimikroba yang tidak bijak pada manusia dan hewan. Pembelian antibiotik tanpa resep dokter, penggunaan antibiotik yang tidak tepat, penggunaan antibiotik pada hewan ternak yang tidak sesuai ketentuan, termasuk membuang antibiotik secara sembarang yang mencemari lingkungan berkontribusi dalam peningkatan kejadian AMR” lanjutnya
“Pemerintah Kota Makassar mengapreasiasi Balai Besar POM di Makassar yang telah menginisiasi kegiatan serta seluruh pihak yang telah berkontribusi. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan menjadi langkah nyata dalam pengendalian resistensi antimikroba di Kota Makassar serta pentingnya membuang sampah obat dengan benar untuk menjaga kelestarian lingkungan” pungkasnya.
Kegiatan juga dirangkaikan dengan launching program ABSO dan simbolis buang sampah obat oleh Kepala BBPOM di Makassar dan stakeholder, serta minum jamu bersama sebagai bagian dari program Jawara (Jamu Warisan Budaya Nusantara).
Pada event ini, BBPOM di Makassar juga menghadirkan Inovasi Pelayanan Mantappol Sulsel, yang menyediakan berbagai layanan langsung kepada masyarakat, antara lain konsultasi izin edar Obat dan Makanan, layanan edukasi Obat dan Makanan, pengujian cepat kosmetik dan pangan olahan, serta layanan informasi dan pengaduan masyarakat. Sejumlah warga tampak membawa produk pangan dan kosmetik yang digunakan sehari-hari untuk diuji melalui mobil layanan keliling BBPOM di Makassar.
Kegiatan semakin lengkap dengan adanya layanan pengecekan kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh GP Farmasi Provinsi Sulawesi Selatan. Antusiasme masyarakat terlihat sejak awal hingga akhir acara. Suasana semakin meriah dengan kuis, permainan edukatif, serta pembagian door prize menarik.
Salah satu peserta, Ningsih, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat. “Kegiatan ini memberikan banyak informasi. Saya jadi tahu cara membuang sampah obat dengan benar dan bagaimana mengecek izin edar BPOM,” ujarnya.
Melalui kegiatan KIE ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk semakin memperkuat komitmen seluruh stakeholder sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan antibiotik secara bijak, membuang sampah obat dengan benar, serta lebih peduli terhadap keamanan Obat dan Makanan demi kesehatan bersama untuk Indonesia Emas 2045.
(*/Irmah Azis/PFM Ahli Muda BBPOM di Makassar)












