MAKASSAR, FILALIN.COM, — Sebanyak 65 organisasi, baik lokal dan nasional, menyelenggarakan United for Peace 2023 dimulai tepat pada Hari Perdamaian Internasional 21 September. Sebanyak enam rangkaian kegiatan telah berlangsung selama September—Desember 2023, dan puncaknya pada Peacetival 2023 bertajuk ‘Peace for All’, Sabtu 23 Desember 2023. Malam Peacetival ditutup dengan sebuah aksi solidaritas, Peace for Palestine, berupa doa lintas iman dan pertunjukan seni.
“Saya memberikan penghargaan yang besar sekali untuk gerakan-gerakan pemuda seperti ini,” Yonggris Lao dari Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel menyatakan apresiasinya. “Anak muda adalah pemilik masa depan. Perubahan-perubahan besar yang ada di dunia dimulai dari pemuda.”
“Peacetival, sebagai rangkaian dari UFP, bertujuan menyampaikan pesan-pesan damai, melibatkan pegiat perdamaian dan kolaborasi berbagai pihak,” kata Muthmainna, Koordinator Acara dari Peacetival, yang mewakili Komunitas Peduli Anak Jalanan yang tergabung di Aliansi Perdamaian. “Kami ingin meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kekerasan dan perdamaian.”
Sejalan dengan nafas kolaborasi, Peacetival 2023 menghadirkan pegiat perdamaian, tokoh, dan aktivis dari beragam bidang gerakan perdamaian. Sebanyak 12 tokoh hadir berbagi praktik baik dalam empat sesi Women for Peace, Peace with Nature, Peace for Children, Youth for Peace. Peace for Palestine juga dihadiri dua orang pemuka agama, relawan kemanusiaan, serta anak-anak muda yang ikut mendengungkan solidaritas terhadap Palestina melalui pembacaan monolog dan musik. Beberapa naskah monolog yang dibaca merupakan karya asli anak-anak muda Gaza berisikan kegelisahan dan harapan mereka untuk dunia yang lebih damai.
Pendeta Adrie, Ketua Persatuan Gereja Indonesia Wilayah Sulselbara, juga menyatakan harapannya terhadap kegiatan malam ini, “Semoga pemuda-pemuda yang datang hari ini mendapatkan semangat untuk mengguncangkan dunia dengan menghadirkan dan mewariskan perdamaian.”
“Saya rasa kegiatan seperti ini penting untuk diadakan. Selain untuk tetap membuat kita aware terhadap isu Palestina ini, kegiatan ini juga bisa merangkul banyak pihak. Satu doa untuk perdamaian di Palestina,” tegas Rahmat HM, relawan kemanusiaan yang turut memberikan orasi kemanusiaan malam itu.
Kegiatan akan ditutup dengan sebuah aksi simbolik oleh seluruh peserta. Secara serempak, peserta berfoto dengan menutup mulut dengan tangan kanan dan menunjukkan tangan kiri bertuliskan ‘Gaza’ atau ‘Palestina’. Aksi ini menunjukkan sikap ‘Kami tidak bisa dipaksa untuk diam, kami akan terus bersuara untuk perdamaian di Gaza!’ Senada dengan aksi simbolik ini, ada pesan sederhana nan tegas yang ingin disampaikan melalui Peace for Palestine.
“Keep aware, keep praying, keep donating, keep boycotting,” pungkas Therry Alghifary, Direktur KITA Bhinneka yang juga tergabung di Aliansi Perdamaian.
Selama September—Desember 2023 telah berlangsung beberapa rangkaian kegiatan yang menjangkau 557 penerima manfaat dari beragam kegiatan, Peace Gathering, Peace and Cultural Night, aksi solidaritas Peace for Palestine, Peace Story Workshop, Bijak Memilih, Pagelaran Dongeng Damai Dunia Internasional. Rangkaian kegiatan ini berkolaborasi dengan organisasi nasional, seperti ThinkPolicy dan Ayo Dongeng Indonesia, bahkan mendapatkan dukungan internasional dari Act4SDGs dan menghadirkan dua pendongeng internasional, Kiran Shah dari Australia dan Jeff Gere dari Hawai.
Kegiatan tahunan ini adalah Aliansi Perdamaian. Sebuah ruang interaksi dan kolaborasi bagi individu, organisasi, komunitas, dan/ atau lembaga yang memiliki kepedulian atas isu-isu perdamaian, konflik dan kekerasan, toleransi dan keberagaman, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indonesia. Inisiasi gerakan ini dimulai sejak 2018, menjaring hingga 84 organisasi dan mencapai 1200 penerima manfaat. (*)