Ilmu kepurbakalaan atau lebih dikenal dengan sebutan Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan umat masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan.
Sebelum menjadi ilmu, pada abad ke-15 (jaman Renaissance) khususnya di italia, beberapa orang senang mengoleksi benda-benda antik.
Dijelaskan Kepala UPT Museum, Nurharlah Dahlan pada pameran Temporer Museum Kota Makassar, yang digelar di Museum Kota Makassar, Senin (28/11/2022). Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang kaya akan tinggalan arkeologis yang tersebar di berbagai daerah.
“Tinggalan arkeologis tersebut berasal dari masa prasejarah, masa kerajaan hingga masa kolonial. Sebagian besar peninggalan arkeologis tersebut masih dapat ditemukan di Kota Makassar,” ujar Kepala UPT Museum tersebut.
Pameran Temporer Museum ini digelar selama tiga hari mulai hari ini, Senin, 28 Nov hingga 30 Nov 2022, hasil kerjasama Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin dan Museum Kota Makassar.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Ir Herfida Attas yang membuka secara resmi event tersebut mengatakan “Dengan adanya pameran ini, diharapkan kepada seluruh pengunjung dapat mengetahui tentang kearkeologian, khususnya tentang Kota Makassar,” ucapnya.
Pameran ini menghadirkan beragama koleksi berupa gerabah, bata dan batu pipisan merupakan artefak arkeologis yang diperoleh dari kegiatan ekskavasi Mahasiswa Arkeologi Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan BPCB SUL-SEL. Mengangkat tema Kolekai Arkeologika dan hasil riset kearkeologian tentang Kota Makassar.
Selain koleksi beberapa artefak, dipamerkan juga poster hasil penelitian dari mahasiswa Arkeologi FIB UNHAS terhadap bangunan – bangunan kolonial yang ada di Kota Makassar seperti Gedung Mulo, Gedung Kesenian, Gedung Museum Kota, Fort Rotterdam, bangunan Klenteng, Ruko di Kawasan Pecinaan, bangunan makam kuno di antaranya Makam Raja-raja Tallo, serta bangunan-bangunan Kolonial lainnya yang bersejarah di Kota Makassar.