MAKASSAR,FILALIN.COM, — pihak Bank Indonesia (BI) KPW Sulsel menggelar Bedah Buku dan Sosialisasi ekonomi syariah Gebyar Literasi 2023 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Rabu,(22/11/2023)
Dalam sosialisasi tersebut pihak BI Sulsel kembali memaparkan perkembangan ekonomi syariah di Sulawesi Selatan secara nasional, mulai berkembang sedikit demi sedikit. Pada dunia ekonomi syariah dari 2017 sampai 2022 Indonesia masih berada diposisi keempat.
Kinerja ekonomi syariah mendapat perhatian khusus Bank Indonesia. Melalui berbagai program. Pemulihan itu lewat kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) terus berlanjut, didorong pelatihan-pelatihan, pariwisata, dan sektor pertanian.
Manajer Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel, Rafdy Hifdhurrahman menuturkan, ada tiga hal penting dalam pengembangan ekonomi syariah yaitu, Kinerja ekonomi syariah, Kinerja keuangan syariah nasional dan Prospek ekonomi syariah,itulah yang perlu diperkuat.
“Namun dengan peningkatan signifikan pada sektor makanan halal sehingga kine4ja ekonomi syariah bisa terus tumbuh, dan tahun 2022 ekonomi syariah telah mencapai 45, 65 persen dari total ekonomi baik secara konvensional maupun syariah, “ujarnya.
Bank Indonesia kata Rafdy, sadar kebutuhan produk halal meningkat kemudian produsen produk halal, sampai konsumen produk halal. Adanya undang-undang baru merubah lingstrat dari ekonomi syariah di Indonesia.
“Disini Bank Indonesia coba masuk dari global kita sadar Indonesia tidak sendiri ada negara-negara lain yang sedang mengembangkan ekonomi syariah bahkan korea sendiri mencoba masuk ke pariwisata halal, Thailand sendiri mencoba mengembangkan produk halal, pastinya Indonesia tidak ingin ketinggalan sehingga Bank Indonesia terus mendampingi perkembangan ekonomi syariah, “Ujarnya dalam Bedah Buku dan Sosialisasi ekonomi syariah Gebyar Literasi 2023 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Rabu, 22 November 2023.
Sementara, Deputi Direktur KPwBI Sulsel, Sakti Arif Wicaksono, mengatakan secara nasional tahun lalu literasi syariah berada diposisi 23, 30 persen itu maaih sangat rendah, makanya hal ini terus didorong agar literasi ekonomi syariah semakin berkembang.
“Bentuk kerja sama yang kami lakukan bersama perguruan tinggi mensosialisasikan terkait ekonomi syari’ah kita juga melakukan pendekatan ke pesantren-pesantren,”tuturnya.
Potensi ekonomi syariah di Sulsel sangat besar, apalagi komitmen dari pemda untuk mengembangkan hal tersebut juga besar terbukti dengan adanya pengembangan beberapa zona.
BI juga mendorong kata Sakti, bagaimana target sertifikat halal di Sulsel yang dikoordinasikan dengan stakholder untuk pengembangannya.
Dalam acara ini juga dirangkaikan penyerahan hadiah kepada pemenang lomba menulis bagi media. Serta bedah buku 1001 air terjun di sulawesi selatan. (*)