JAKARTA,FILALIN.COM, — Kontribusi Sektor Jasa Keuangan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Sebagai bagian dari upaya mencapai visi ini, stabilitas sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan menjadi fondasi yang kokoh untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah. Data terkini menunjukkan bahwa sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tumbuh positif. Hal ini didasarkan pada:
a. Aset perbankan tumbuh sebesar 7,23 persen, Dana Pihak Ketiga meningkat 8,71 persen, dan penyaluran kredit naik 6,90 persen, dengan NonPerforming Loan (NPL) yang terjaga di level 2,90 persen dengan Loan to Deposit Ratio sebesar 123,45 persen. Hal ini menunjukkan kinerja sektor jasa keuangan yang stabil dan tangguh. Kredit Sektor Perbankan didominasi oleh kredit sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan share 38,48 persen.
b. Kredit UMKM pada periode Oktober 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,41 persen dengan rasio NPL 4,63 persen. Pangsa kredit UMKM mencapai 38,41 persen dari total kredit dengan jumlah debitur 913.080 rekening. Penyaluran kredit tersebut baru menjangkau 50 persen dari jumlah UMKM di Sulawesi Selatan tercatat sebesar 1.801.842 UMKM.
c. Penyaluran KUR di Sulawesi Selatan s.d 15 November 2024 telah tersalurkan sebesar Rp15,20 triliun kepada 280.142 debitur. Penyaluran KUR terbesar pada sektor pertanian sebesar Rp6,94 triliun dengan share 45,62 persen dan sektor perdagangan sebesar Rp5,15 triliun dengan share 33,89 persen dan didominasi oleh segmentasi Mikro dengan penyaluran mencapai Rp12,38 triliun dengan share 81,40 persen.
d. Selain itu, terdapat tantangan utama dalam sektor perumahan di Sulawesi Selatan yaitu backlog atau kekurangan pemenuhan kebutuhan rumah. Hal ini memberikan peluang besar bagi sektor jasa keuangan, khususnya dalam memanfaatkan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai solusi pembiayaan yang inklusif dan terjangkau hal ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mewujudkan 3 juta rumah per tahun.
“Penyaluran KPR di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2024 sebesar Rp27,41 triliun atau tumbuh 15,43 persen yoy. Kredit untuk pemilikan rumah tinggal, apartemen dan ruko tumbuh masing-masing sebesar 15,27 persen, 34,70 persen dan 12,31 persen. Kepemilikan terhadap perumahan di Sulawesi Selatan didominasi oleh masyarakat khususnya di wilayah perkotaan.” ujar Darwislan Kepala Kantor OJK Sulselbar Selasa (2/12/2024).
Dia menambahkan Hal ini tercermin dari sebaran wilayah penyaluran KPR oleh perbankan yang didominasi Kota Makassar, Kota Parepare dan Kota Palopo.
e. Di sisi lain untuk kredit/pembiayaan kendaraan bermotor di Sulawesi Selatan tumbuh sebesar 9,85 persen yoy menjadi Rp17,84 triliun. Adapun penyaluran kredit/pembiayaan didominasi pemilikan kendaraan roda empat dengan share mencapai 62,80 persen, kemudian pemilikan sepeda motor 27,14 persen, pemilikan truk dan kendaraan roda enam atau lebih sebesar 10,02 persen, dan kendaraan bermotor lainnya sebesar 0,04 persen.
f. Pada sektor IKNB, Perkembangan Industri Jasa Keuangan NonBank Di Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan pada perusahaan pembiayaan (12,57 persen), pergadaian (26,98 persen), modal ventura (2,94 persen) serta total aset dana pensiun (19,25 persen) maupun perusahaan penjaminan (7,63 persen). Begitupun dengan fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 59,80 persen dengan jumlah rekening penerima pinjaman aktif sebanyak 498.960 rekening.
g. Pada sektor pasar modal, tingkat inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan tercermin dari jumlah SID di Sulsel yang tumbuh sebesar 29,62 persen (yoy). Kepemilikan saham di Sulsel berdasarkan jenis pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta sebanyak 38.271 rekening, kemudian disusul oleh pelajar 32.120 rekening dan pengusaha 17.671 rekening. Adapun kepemilikan saham berdasarkan range umur didominasi oleh investor dengan range umur 18-25 tahun.
h. Selain produk seperti saham, reksadana, dan obligasi, kini tersedia juga Securities Crowdfunding (SCF) sebagai inovasi alternatif pembiayaan yang sangat relevan untuk mendukung UMKM. SCF memberikan peluang bagi UMKM untuk mengakses modal melalui pasar modal, sehingga dapat mendorong pertumbuhan usaha mereka sekaligus memperluas basis investor ritel.
i. Hingga Oktober 2024, program SCF (secara nasional) telah menunjukkan pencapaian luar biasa: • Sebanyak 17 penyelenggara SCF telah resmi terdaftar di OJK. • 650 penerbit berhasil memanfaatkan platform ini. • Jumlah pemodal mencapai 166.515 orang, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp1,26 triliun (*)