MAKASSAR,FILALIN.COM, –Berdasarkan hasil survey nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2024, tingkat literasi keuangan nasional sebesar 65,43% dan inklusi keuangan sebesar 75,02%. Literasi dan inklusi keuangan berperan penting dalam mewujudkan kesejahteaan masyarakat walaupun kita sadari bersama masih terdapat berbagai tantangan. Tingkat literasi keuangan yang belum maksimal juga tercermin dari demografi masyarakat kita di Sulawesi Selatan yang masih didominasi oleh masyarakat dengan tingkat Pendidikan SLTA (SMA) ke bawah.
Kepala Kantor OJK Sulselbar Darwisman mengatakan Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk keuangan, Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah menyelenggarakan 1.786 kegiatan yang menjangkau 710.655 Peserta. Selain pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan secara tatap muka maupun online, kami juga telah melakukan edukasi keuangan melalui talkshow radio sebanyak 12 kali yang menjangkau 481.372 Jangkauan Pendengar.
” OJK telah menetapkan 10 sasaran prioritas edukasi keuangan pada Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021-2025 yang diantaranya adalah Perempuan, Pemuda dan Penyandang Disabilitas yang merupakan fokus pembangunan sumber daya manusia berdasarkan Astacita.
42. Sebagai upaya mempercepat peningkatan literasi dan inklusi keuangan, Kantor OJK Sulselbar juga telah menyelenggarakan kegiatan edukasi ke 1.605 desa sampai dengan tahun 2024 dimana pada tahun 2025 ditargetkan sebanyak 2.706 desa,” ujarnya Selasa (10/12/2024)
Dia menambahkan Selain itu, OJK juga telah mencangkan program Gencarkan (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan dalam rangka mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia termasuk peningkatan literasi keuangan syariah melalui program:
• Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (SAKINAH)
• Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SICANTIKS)
• Gebyar Ramadhan Syariah (GERAK SYARIAH)
• Indonesia Sharia Financial Olympiad/ Olimpiade untuk pelajar (ISFO)
44. Kami juga telah memberikan 433 Layanan Konsumen di Sulawesi Selatan dimana layanan yang paling banyak diminta yaitu Permintaan Informasi/ Dokumen (31,18%) dan paling banyak berasal dari sektor perbankan. OJK Sulselbar juga telah melayani permintaan SLIK sebanyak 8.904.
“Kami juga tidak bosan mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada terhadap investasi dan pinjaman online illegal yang telah banyak merugikan masyarakat. Saat ini, OJK bersama 16 Kementerian dan Lembaga telah membentuk Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (satgas pasti) yang tugasnya melakukan pencegahan dan pemblokiran aktivitas keuangan ilegal,” ujarnya.
Selain itu, OJK juga berperan dalam rangka pencegahan transaksi judi online yang tergabung dalam Satgas Judi Online. Bedasarkan data terkini Kemnterian Komunikasi dan Digital telah diblokir 10.000 rekening yang dicurigai terafiliasi dengan judi online. Edukasi kepada masyarakat terkait bahaya judi online juga terus digencarkan. (*)