MAKASSAR,FILALIN.COM, — Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Forum Kajian Ekonomi Syariah (FORKEIS) UIN Alauddin Makassar menggelar Company Visit ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan pada Jumat, 2 Mei 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Mengenal Pasar Modal: Gerbang Menuju Investasi Cerdas” dan diikuti oleh kader, pengurus, serta Majelis Syuro Organisasi (MSO) KSEI FORKEIS UINAM.
Kegiatan ini bertujuan menjalin silaturahim, mempererat kerja sama kelembagaan, serta memperluas wawasan peserta tentang mekanisme dan potensi pasar modal di Indonesia. Dalam sesi utama, peserta mendapatkan pemaparan langsung dari pihak BEI Sulsel yang disampaikan oleh Bapak Achmad Irfan Ibrahim.
Dalam sambutannya, Bapak Achmad Irfan menyambut hangat kehadiran peserta dan menyampaikan komitmen BEI untuk terus mendukung edukasi keuangan bagi generasi muda.
> “BEI sangat terbuka atas kunjungan teman-teman FORKEIS. Kami harap ke depannya FORKEIS dan BEI dapat melakukan kerja sama lebih lanjut, utamanya dalam bidang literasi dan edukasi pasar modal,” ujarnya.
Selama kunjungan, peserta dibekali pemahaman seputar peran Bursa Efek Indonesia, jenis-jenis instrumen investasi seperti saham dan obligasi, peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta peluang karier di sektor pasar modal. Diskusi interaktif juga mewarnai kegiatan ini, memberikan ruang bagi peserta untuk bertanya dan berdialog langsung dengan pihak BEI.
Selanjutnya, Bapak Ahmad Ashabul Kahfi turut menyampaikan pentingnya membangun kesadaran investasi sejak dini.
> “Generasi muda seharusnya mulai berinvestasi lebih cepat karena akan sangat bermanfaat di kemudian hari,” tuturnya. Ia juga menyayangkan adanya pola pikir yang kurang tepat di kalangan mahasiswa saat ini.
“Kita harus meluruskan mindset bahwa tujuan investasi bukan untuk menjadi kaya, karena banyak mahasiswa menganggap kecilnya keuntungan, sehingga malas terjun dan merasa belum butuh investasi.” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, KSEI FORKEIS berharap dapat menumbuhkan semangat investasi yang cerdas, syariah, dan bertanggung jawab di kalangan mahasiswa, serta memperkuat peran kader dalam mendorong literasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (*)