MAKASSAR,FILALIN.COM,.– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku industri jasa keuangan (PUJK) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui pendekatan berbasis potensi unggulan lokal, berbagai program strategis telah diimplementasikan guna memperluas akses keuangan di Sulsel dan sekitarnya.
Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, menjelaskan bahwa pendekatan berbasis potensi lokal menjadi fondasi utama dalam program-program yang dijalankan oleh Komite OJK Mendorong Sinergi (KOMS). “Kami melihat bahwa potensi unggulan daerah, seperti pertanian, perkebunan, dan komoditas lokal lainnya, menjadi peluang besar dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Melalui kolaborasi lintas sektor, kami dorong pembiayaan yang tepat sasaran,” ujarnya.
Salah satu program unggulan adalah Pemberdayaan Ekosistem Bisnis UMKM melalui Klasterisasi, yang telah menjangkau 19.526 debitur hingga Maret 2025 dengan total penyaluran kredit mencapai Rp681,9 miliar. Sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan menjadi penerima manfaat terbesar dengan porsi 46,10 persen dari total pembiayaan.
Selain itu, program PHINISI (Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulsel dan Sulbar) yang bekerja sama dengan sejumlah bank nasional dan daerah, telah memberikan solusi nyata dalam mengatasi praktik rentenir. “PHINISI menjadi angin segar bagi UMKM. Hingga kini, telah tersalurkan pembiayaan senilai Rp30,53 triliun kepada 951.122 rekening,” ungkap Muchlasin.
Tak hanya itu, tahun 2024 menjadi momentum penting bagi pengembangan komoditas pisang Cavendish melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini telah menjangkau enam kabupaten/kota dengan total pembiayaan Rp7,24 miliar dan cakupan lahan 73,5 hektare. Kabupaten Bone mencatatkan penyaluran terbesar, yakni Rp3,65 miliar kepada petani lokal.
Melanjutkan fokus pada potensi lokal, OJK Sulselbar juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Ekonomi Daerah berbasis komoditas kakao di tahun 2025. “Kakao adalah salah satu andalan Sulsel. Melalui FGD ini, kami merumuskan strategi agar pengembangan komoditas ini dapat berkelanjutan dan menjadi tulang punggung ekonomi daerah,” kata Muchlasin.
OJK Sulselbar berharap, sinergi ini dapat terus diperkuat agar manfaat program akses keuangan benar-benar dirasakan oleh masyarakat. “Inklusi keuangan bukan hanya soal angka, tapi soal bagaimana kita mendorong kesejahteraan berbasis potensi lokal yang nyata,” pungkasnya. (*)