MAKASSAR,FILALIN.COM, — Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia (World Book Day) 2025, Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menggelar talkshow bertajuk “Well Read, Well Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital”. Acara ini dibuka secara resmi oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Wahyu Purnama, di Kantor BI Makassar, Rabu (28/5).
Dalam sambutannya, Wahyu menyoroti pentingnya membangun budaya literasi sebagai fondasi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia menyampaikan keprihatinan atas masih rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, skor rata-rata literasi membaca siswa Indonesia hanya mencapai 359, menempatkan Indonesia di peringkat 69 dari 80 negara.
“Kalau kita lihat di ASEAN pun, kita masih di peringkat menengah ke bawah. Singapura, Vietnam, dan Brunei sudah melesat jauh. Indonesia berada sejajar dengan Thailand, Filipina, dan Kamboja,” ungkap Wahyu.
Meski demikian, Wahyu mengapresiasi capaian Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di atas rata-rata nasional, yakni mencapai skor 88,24.
Ia juga menyoroti perubahan pola membaca di kalangan masyarakat dan pelajar Indonesia yang kini lebih banyak terfokus pada media sosial. “Mereka membaca, tapi bukan bacaan yang memperkaya pengetahuan. Status orang lain dibaca setiap hari, tapi buku dan ilmu kerap diabaikan,” ujarnya.
Talkshow ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Ratih Kumala, penulis novel Gadis Kretek yang telah diadaptasi menjadi serial digital dan mendapat perhatian internasional, serta M. Aan Mansyur, penyair asal Sulawesi Selatan yang dikenal aktif membangun ekosistem literasi melalui karya dan komunitas.
Wahyu menegaskan bahwa Bank Indonesia tidak hanya berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, tetapi juga mendukung pengembangan SDM melalui program beasiswa dan kegiatan literasi. Saat ini, BI memberikan beasiswa kepada mahasiswa di tiga perguruan tinggi di Sulsel: Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN).
Mengangkat tema Smart Living: Literacy is Finding Balance and Efficiency, acara ini mengajak masyarakat untuk menjadikan literasi sebagai kunci hidup cerdas, seimbang, dan efisien di era digital. Wahyu juga menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT untuk mengakses sumber bacaan yang berkualitas.
Talkshow ini menjadi bagian dari rangkaian menuju Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025, yang akan digelar pada 29 Mei hingga 1 Juni di Fort Rotterdam. MIWF merupakan salah satu festival literasi dan budaya internasional yang rutin diselenggarakan, dan tahun ini didukung oleh kolaborasi antara Bank Indonesia dan Rumah Taut Space. (*)