Taxi online listrik akan segera beroperas namun menuai penolakan

MAKASSAR,FILALIN.COM, — Rencana beroperasinya taksi online listrik asal Vietnam di Sulsel menuai penolakan keras dari pelaku transportasi lokal dan

Organisasi Angkutan Darat (Organda) DPC Kota Makassar.

 

Layanan taksi listrik asal Vietnam itu akan masuk dan mulai beroperasi di Makassar pada awal Juli 2025 nanti.

 

Penolakan ini bukan tanpa alasan, Kehadiran armada taksi listrik asing tersebut dinilai dapat mengancam keberlangsungan ekonomi ribuan pengemudi lokal yang selama ini menggantungkan hidupnya di sektor transportasi.

 

Mantan pengusaha taksi Mamminasata Bapak Drs Burhanuddin Maddeppungeng blak-blakan menolak adanya taksi mobil listrik.

 

Burhanuddin menilai jika pemerintah memberi akses bagi taxi online Xanh SM adalah merupakan kebijakan yang gegabah yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.

 

“Kasian sopir-sopir lokal yang selama ini taat aturan dan menggantungkan hidupnya dari transportasi. Kalau ini dipaksakan tanpa pengkajian, kami siap lakukan aksi unjuk rasa besar-besaran,” tegas Burhanuddin saat ditemui di Warkop Resopa, Jl Datuk Ditiro, Makassar, Kamis (19/6/2025).

 

beliau menyampaikan bahwa saat ini tercatat lebih dari 15 ribu lebih pengemudi kendaraan taxi online di Kota Makassar saja.

 

Jika taksi listrik online dibiarkan masuk beroperasi tanpa sistem pengawasan dan regulasi yang ketat, maka persaingan tidak sehat akan sulit dihindari.

Burhanuddin juga menyoroti kondisi ekonomi masyarakat dan di tengah tekanan inflasi dan efesiensi daerah.

 

“Di situasi sulit seperti ini, kehadiran taksi asing dengan modal besar justru bisa menghancurkan ekonomi mikro lokal. Harapan kami, pemerintah harus bijak. Jangan karena euforia kendaraan listrik lalu mengabaikan realitas di lapangan,” ujarnya.

 

Burhanuddin menegaskan, pihaknya tidak anti terhadap perkembangan teknologi.

 

Namun, perubahan harus tetap memperhatikan nasib pelaku transportasi lokal.

 

Sementara itu, Ketua Organda Kota Makassar, Rahim Bustam juga menyampaikan penolakannya terhadap rencana operasional taksi online yang bekerjasama dengan negara asing Vietnam di Sulsel.

 

menurut Rahim, masuknya perusahaan jasa taksi online menggunakan tenaga listrik ini tanpa kajian dari berbagai sektor dapat menjadi ancaman serius terhadap pendapatan driver saat ini

 

Selama ini, sektor tersebut menopang ribuan pengemudi taksi konvensional, ojek online (ojol), hingga taksi daring berbasis aplikasi.

 

“Kami tegas menolak. Ini menyangkut keberlangsungan hidup ribuan sopir lokal di Sulsel. Pemerintah tidak bisa gegabah membuka jalan bagi taksi asing tanpa pertimbangan matang,” tegas Rahim.

 

Ia menjelaskan bahwa informasi yang diterima Organda menyebutkan, armada Xanh SM menggunakan kendaraan listrik merek VinFast e34, produk asal Vietnam, dan dijalankan melalui sistem kemitraan.

 

System ini sangat berbeda dari taksi online yang umumnya menggunakan kendaraan pribadi milik pengemudi.

 

“Siapa yang akan memonitoring usaha kemitraan ini dan bagaimana nasib driver yang kita ketahui bersama keadaan sekarang ini mencari omset lagi sulit karena ketidak seimbangan, karena lebih banyak armada daripada konsumen pemakai jasa taxi online ini.,”tambahnya,”

 

Oleh karena itu, Organda Makassar bersama komunitas pengemudi lokal akan melayangkan surat resmi ke DPRD Sulsel.

 

Mereka mendesak diadakannya Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan menghadirkan Pemprov Sulsel.

 

“Kami tidak akan diam. Kami akan adukan ini ke DPRD Sulsel. pemerintah harus fair dan menjadi penengah yang berpihak kepada rakyatnya, makanya harus benar-benar di kaji dengan baik secara bersama sama ,” pungkas Rahim. (*)