MAKASSAR,FILALIN.COM, — Gerimis pagi di pesisir Lantebung tak menyurutkan semangat Siti Rahayu, pemilik usaha olahan kepiting “Rasa Laut”. Dengan bangga, ia memamerkan fitur Platinum SmartAsk di aplikasi yang baru diadopsinya. “Sekarang, konsultasi strategi pemasaran bisa via AI 24 jam. Kapan pun ide muncul, langsung bisa diskusi!” ujarnya, sembari menunjukkan notifikasi rekomendasi harga kompetitif dari AI.
Tak hanya pemasaran, transformasi digital juga terasa di aspek keuangan. Transaksi e-wallet yang diintegrasikan dalam sistemnya terbukti mempercepat arus kas hingga 70 .“Dulu menunggu pembayaran transfer bisa 1-2 hari. Sekarang, begitu order diverifikasi, dana langsung masuk. Modal kerja lebih lancar untuk beli bahan baku segar,” tambah Siti, yang kini bisa memproses 50 kg kepiting lebih efisien per hari.
Usaha Siti sebelumnya kerap terbentur masalah pemasaran tradisional dan pembayaran tertunda. Dengan Platinum SmartAsk, ia mendapatkan:
1. Analisis tren pasar real-time untuk menentukan waktu penjualan optimal.
2. Rekomendasi konten promosi visual untuk media sosial.
3. Prediksi permintaan guna hindari overproduksi.
Adopsi e-wallet juga menarik minat pelanggan milenial yang mengutamakan kepraktisan. Transaksi tunai kini tinggal 20%, mengurangi risiko kehilangan uang fisik.
Data BPS menunjukkan 72% UMKM pesisir Sulawesi Selatan masih bergantung pembayaran konvensional Kisah Siti jadi bukti bahwa integrasi AI dan pembayaran digital mampu memecah isolasi bisnis di daerah terpencil. “Teknologi ini menyamakan kesempatan kami bersaing dengan usaha besar,” tegasnya.
Pakar Ekonomi Maritim Unhas , Dr. Arifuddin, menyoroti potensi replikasi: ”Solusi low-tech dengan high-impact seperti ini kunci UMKM pesisir bertahan di 2025. Fokus pada akses pasar dan likuiditas adalah game changer.”
Dengan omzet naik 40% dalam 3 bulan, Siti berencana ekspansi ke e-commerce platform nasional — langkah yang dulu ia anggap terlalu rumit tanpa dukungan teknologi. (*)