Kapolres Gowa Tepati Janji, Dua Bocah Pemungut Kue sisa Pejabat Viral, Kini Pulang Membawa Sepeda, Seragam, dan Harapan Baru

GOWA,FILALIN.COM, —  Sebuah kisah menyentuh lahir dari balik perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Lapangan Sultan Hasanuddin, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan.

 

Bukan megahnya barisan upacara atau ramainya tamu undangan yang menjadi sorotan, melainkan rekaman sederhana dua bocah kecil yang memunguti sisa kue sisa pejabat di bawah kursi tamu undangan.

 

Video itu dengan cepat beredar luas di media sosial hingga ditonton lebih dari 20 juta orang.

 

Syamsul (7) dan Muh Aidil (7) dua orang bocah viral terlihat menenteng kantong plastik hitam, membuka kotak makanan yang ditinggalkan tamu, lalu mengumpulkan kue yang masih bisa dimakan.

 

Dalam hitungan jam, rekaman tersebut ditonton puluhan juta kali, menuai empati, keprihatinan, sekaligus teguran keras bagi siapa saja yang menyaksikan.

 

Kisah mereka mengetuk hati banyak orang, tak terkecuali Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman.

 

Dalam unggahan singkat di media sosial, ia berjanji akan menemui dua bocah tersebut. Janji itu bukan sekadar kata, melainkan benar-benar ditepati.

 

Selasa (19/8/2025), Syamsul dan Aidil bersama orang tuanya mendatangi Markas Polres Gowa. Dengan wajah polos dan pakaian sederhana, keduanya disambut hangat oleh jajaran kepolisian dan kapolres Gowa lansung. Di ruang kerja Kapolres, suasana yang biasanya formal berubah menjadi penuh keakraban.

 

“Alhamdulillah, sesuai janji kami, hari ini kami mengundang kedua anak tersebut. Kami menyiapkan hadiah berupa sepeda agar bisa mereka gunakan berangkat ke sekolah. Kalau biasanya mereka jalan kaki, sekarang bisa naik sepeda, lebih cepat dan tidak terlalu lelah,” ujar AKBP Aldy Sulaiman.

 

Tak hanya sepeda, Kapolres juga memberikan tas sekolah berisi seragam baru, buku, serta alat tulis. Saat membuka hadiah itu, wajah Syamsul dan Aidil berbinar, sesekali mereka saling melirik sambil tersenyum malu.

 

“Karena kita paham bersama, anak adalah generasi emas bangsa. Maka kita perlu perhatikan agar mereka bisa tumbuh dengan baik, sekolah dengan semangat, dan memiliki motivasi untuk mencapai cita-citanya,” tambah Kapolres.

 

 

Momen mengharukan terjadi ketika Kapolres menanyakan cita-cita kedua bocah itu. Dengan polos, Syamsul dan Aidil menjawab bahwa mereka ingin menjadi polisi. Tanpa ragu, Aldy pun mempersilakan keduanya duduk di kursi kerjanya.

 

“Tujuannya satu, untuk memotivasi agar mereka bisa rajin belajar. Supaya cita-citanya, insyaAllah, bisa tercapai,” katanya sambil tersenyum.

 

Tak berhenti di situ, Kapolres juga memberikan koleksi helikopter polisi kesayangannya. Ia seolah ingin memastikan bahwa anak-anak ini tidak hanya pulang dengan hadiah, tetapi juga dengan semangat baru untuk bermimpi lebih besar.

 

 

Saat kembali ke rumah, Syamsul dan Aidil tidak hanya membawa sepeda dan perlengkapan sekolah, tapi juga pulang dengan sembako, beras, dan uang tunai.

 

Mereka bahkan diantar langsung oleh patroli pengawal (Patwal) Polres Gowa, sebuah pengalaman yang mungkin tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

 

Bagi keluarga sederhana yang sehari-hari bergantung pada penghasilan kecil sebagai pedagang sayur di pasar, perhatian dari seorang Kapolres tentu bukan hal sepele. Tangis haru orang tua mereka pecah, penuh rasa syukur dan kelegaan.

 

 

Peristiwa ini bukan hanya tentang hadiah sepeda atau seragam sekolah. Kisah dua bocah pemungut kue ini telah menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa di balik kemeriahan perayaan kemerdekaan, masih ada anak-anak yang berjuang dalam keterbatasan.

 

Tangan mungil yang sibuk memunguti sisa makanan kini diganti dengan genggaman setir sepeda baru.

 

Senyum malu yang dulu terekam kamera warga kini berganti dengan tawa lepas, setidaknya untuk hari ini, mereka bisa merasakan arti kebahagiaan yang sederhana.

 

“Alhamdulillah, janji kami sudah kami tepati. Semoga apa yang diberikan bisa bermanfaat, menjadi penyemangat, dan membuat mereka lebih bersemangat menatap masa depan,” pungkas Kapolres Gowa.

 

Kisah Syamsul dan Aidil adalah potret nyata bahwa perhatian kecil mampu membawa perubahan besar.

 

Dan di tengah hiruk-pikuk perayaan kemerdekaan, mereka telah memberi pelajaran berharga: merdeka bukan hanya soal upacara, melainkan juga memastikan tidak ada anak yang harus berebut sisa untuk bisa makan dan bermimpi.

 

Sebelum meninggalkan ruangan, Kapolres Gowa juga meminta kepada kedua orang tua bocah tersebut diminta untuk tidak segan kepadanya jika ada keperluan.

 

“Silahkan datang ke polres gowa jika ada keperluan, Kantor polisi ini rumah kalian, rumah rakyat, dan jangan segan jika butuh sesuatu kepada saya. ” tutupnya. (*)