MAKASSAR,FILALIN.COM, –Di sebuah sudut pemukiman BTN Asal Mula, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kota Makassar, aroma kopi setiap pagi bukan sekadar wangi yang menenangkan. Di sana, kedai kecil bernama Daur Baur menjadi saksi perjalanan seorang pelaku UMKM yang memutuskan bahwa teknologi tidak hanya layak di kota besar, tetapi juga harus merambah usaha mikro di sudut-sudut kampung.
Dialah Farizal, Direktur Inspirasi Nusantara, sekaligus pemilik kedai yang kini mulai dikenal sebagai salah satu UMKM di Makassar yang berani mengadopsi digitalisasi sejak awal.
Dari Secangkir Kopi, Lahir Cara Baru Mengelola Usaha
Tak ada yang menduga bahwa kedai berukuran tak lebih dari beberapa meter persegi ini dikelola dengan sistem sekelas bisnis besar. Setiap transaksi di Daur Baur berlangsung cepat dan tanpa catatan manual yang menumpuk.
Dengan aplikasi Living Merchant dari Bank Mandiri, semua proses—mulai dari pencatatan penjualan, laporan keuangan, hingga target harian—terorganisir secara rapi. Bagi Farizal, teknologi bukan tambahan, tetapi kebutuhan.
“Semua usaha bisa naik kelas kalau pemiliknya mau mulai dari hal kecil… salah satunya ya dengan digitalisasi,” ujarnya suatu sore, sambil memeriksa notifikasi transaksi di layar ponselnya.
Bagi pelanggan, semuanya tampak sederhana: memesan minuman, menunggu, dan menerima struk. Namun di balik itu, sistem di kedai bekerja otomatis. Dua lembar struk tercetak bersamaan—satu menuju dapur untuk barista, satu lagi disimpan kasir untuk administrasi. Praktis, cepat, dan transparan.
Dorongan dari Rumah
Yang menarik, perjalanan digitalisasi Daur Baur tidak lahir dari rapat bisnis atau workshop kewirausahaan. Justru, ide itu datang dari istrinya pada 2023—tahun ketika UMKM mulai didorong lebih kuat untuk go digital.
“Coba pake ini, biar kamu tidak capek catat manual terus,” kenang Farizal menirukan ucapan sang istri.
Sejak saat itu, aplikasi Living Merchant menjadi tulang punggung operasional kedai. Setiap hari, Farizal bisa melihat grafik penjualan, memantau stok, hingga memperkirakan kebutuhan bahan untuk pekan berikutnya.
Digitalisasi yang Mengubah Banyak Hal
Kini, bukan hanya usaha Farizal yang merasakan dampaknya. Empat karyawan di Kedai Daur Baur juga sudah menggunakan layanan Bank Mandiri untuk penggajian dan transaksi harian mereka. Sistem pembayaran digital membuat proses gaji lebih cepat, tertib, dan bebas hambatan.
Dari kedai kecil inilah terlihat bagaimana teknologi bisa menumbuhkan ekosistem baru: keteraturan usaha, peningkatan produktivitas, dan kesejahteraan pekerja.
UMKM Tak Lagi Tertinggal
Transformasi digital selama ini identik dengan perusahaan besar. Namun kisah Daur Baur menunjukkan hal sebaliknya. Ketika UMKM diberikan akses, pelatihan, dan aplikasi yang mudah digunakan, mereka justru bergerak lebih cepat dan adaptif.
Hari ini, setiap bunyi printer struk dari barista adalah bukti kecil bahwa perubahan itu nyata. Bahwa digitalisasi bukan sekadar istilah rapat dan seminar, tetapi praktik sehari-hari yang membantu UMKM bertahan dan berkembang.
Harapan yang Tumbuh Bersama Kopi
Bagi Farizal, harapan itu sederhana: semakin banyak UMKM berani memulai perjalanan digital mereka. Karena baginya, teknologi bukan pengganti sentuhan manusia, melainkan alat untuk membuat pekerjaan lebih teratur.
“Kalau usahanya berkembang, semua ikut berkembang. Pemiliknya, karyawannya, keluarganya. Itu yang saya percaya,” tuturnya sambil tersenyum.
Masa Depan yang Lebih Mandiri
Melalui inovasi seperti Living Merchant dan aplikasi Living by Mandiri, Bank Mandiri ikut menjadi bagian penting dari cerita UMKM yang sedang bertransformasi. Di era ekonomi yang semakin kompetitif, kolaborasi antara pelaku usaha dan teknologi seperti inilah yang menciptakan masa depan yang lebih mandiri.
Dari Makassar, kisah Farizal dan Kedai Daur Baur menjadi pengingat bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari tempat sederhana—dari secangkir kopi, dari keberanian mencoba, dan dari keyakinan bahwa usaha kecil juga layak memiliki masa depan besar. (*)










