MAKASSAR,FILALIN.COM, –Di sebuah ruang studio berukuran sederhana, cahaya lampu “ON AIR” menyala merah. Rara—penyiar muda berusia 23 tahun—menyandarkan tangannya pada meja siaran, menarik napas sebentar, lalu menyapa pendengar dengan suara ceria.
“Selamat pagi pendengar setia! Terima kasih sudah streaming di mana pun kamu berada…”
Siaran itu mengalir mulus—tanpa patah, tanpa buffering. Bagi radio lokal ini, pengalaman seperti itu dulu hanya mimpi. Streaming sering tersendat, dan pendengar mudah berpaling. Namun dalam beberapa bulan terakhir, situasinya berubah drastis. Jaringan IM3 yang semakin kuat menghidupkan kembali ruang siaran dan mempertemukan radio dengan pendengar yang pernah menjauh.
Kota yang Tersambung, Radio yang Tumbuh Kembali
Bagi Imam, teknisi studio yang tiba paling pagi, perubahan jumlah pendengar terasa sangat nyata.
“Biasanya jam tenang itu cuma ratusan yang dengar. Sekarang bisa ribuan, dan banyak dari aplikasi streaming,” katanya sambil mengecek panel audio.
Radio lokal yang sempat meredup kini kembali bersuara lantang. Tidak hanya lewat gelombang FM, tetapi juga melalui streaming yang makin stabil di jaringan IM3.
Suara dari Pendengar Kota
Arman, mahasiswa tingkat akhir, mengaku hampir tidak pernah mematikan streaming radio sejak kualitasnya membaik.
“IM3 itu enteng banget buat streaming. Bahkan kalau saya sedang di jalan pakai motor, tetap lancar,” ujarnya. “Radio itu bikin suasana belajar lebih hidup.”
Hal senada datang dari Yuyun, pedagang online yang bekerja hingga larut malam.
“Kalau streaming putus-putus, rasanya malas dengar. Tapi sekarang tidak ada masalah. Radio jadi teman saya kalau lagi packing pesanan.”
Bagi mereka, radio bukan sekadar hiburan—tetapi teman yang hadir sepanjang hari.
Penyiar yang Kembali Percaya Diri
Perubahan juga terasa kuat bagi Rara, yang setiap hari menemani pendengar pagi.
“Dulu banyak komentar pendengar, ‘Kak, suaranya terputus’. Sekarang hampir tidak ada,” katanya sambil tersenyum. “Bahkan ada yang dari luar kota ikut request lagu.”
Jangkauan siaran yang meluas membuat radio kecil ini seperti memiliki panggung nasional.
Swandi Tjia: Komitmen IM3 untuk Menguatkan Ekosistem Digital Kota
Di balik meningkatnya kualitas layanan streaming radio, ada upaya penguatan jaringan yang dilakukan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison menegaskan bahwa hadirnya layanan yang andal di kota-kota Indonesia adalah bagian dari komitmen besar perusahaan.
“Kami di IOH melihat bagaimana media lokal, termasuk radio, punya peran sosial yang kuat. Karena itu, peningkatan kualitas jaringan IM3 di berbagai wilayah bukan hanya soal teknologi, tapi juga mendukung ruang-ruang komunikasi yang dekat dengan masyarakat.”
Swandi menjelaskan bahwa penguatan jaringan IM3 dilakukan agar aktivitas digital warga—termasuk streaming media lokal—tetap lancar tanpa hambatan.
“Ketika jaringan stabil, kreativitas tumbuh. UMKM bisa berkembang, dan anak muda bisa berkarya dari kotanya sendiri,” tambahnya.
Siaran yang Menghubungkan Warga Kota
Menjelang siang, Rara menutup programnya.
“Dimanapun kamu berada, tetap bersama kami. Radio ini akan selalu menemanimu…”
Lampu “ON AIR” padam, tetapi ribuan pendengar masih tersambung.
Di ponsel, laptop, dan speaker kecil di kios-kios pinggir jalan—suara radio tetap hidup, dijaga oleh jaringan IM3 yang makin kuat.
Di kota ini, radio lokal bukan lagi media masa lalu.
Ia tumbuh, beradaptasi, dan kembali dicintai.
Dan di balik semua itu, teknologi hadir sebagai jembatan yang menyatukan suara kota dengan warganya. (*)












