MAKASSAR, Filalin.com – Gerakan pendidikan terbesar di Indonesia, Temu Pendidik Nusantara (TPN) kembali hadir di tahun 2025. Mengangkat tema “Iklim Pendidikan & Pendidikan Iklim”, TPN XII menjadi panggung kolaborasi lebih dari 18.000 guru dari seluruh nusantara untuk menjawab tantangan krisis iklim melalui ruang kelas.
Ajang tahunan yang diinisiasi oleh Guru Belajar Foundation ini tidak hanya menjadi tempat berbagi praktik baik, tapi juga ruang konsolidasi gerakan pendidikan akar rumput di Indonesia. Tahun ini, kegiatan TPN akan berlangsung sepanjang 2025 di puluhan kota dan kabupaten, dipandu langsung oleh komunitas pendidikan di daerah.
“Pendidikan iklim dan iklim pendidikan saling memengaruhi. Kita tidak bisa lagi memisahkan keduanya,” ujar Najelaa Shihab, pendiri Guru Belajar Foundation dalam pembukaan TPN XII. Ia menegaskan bahwa isu lingkungan adalah bagian dari pembentukan karakter dan kualitas pembelajaran di sekolah.
TPN XII melibatkan berbagai elemen pendidikan, mulai dari guru, kepala sekolah, hingga komunitas belajar lokal. Kegiatan yang dihadirkan pun beragam, mulai dari kelas berbagi, diskusi terbuka, hingga aksi nyata di lingkungan sekolah.
“TPN bukan sekadar konferensi, melainkan gerakan perubahan. Kita melihat langsung bagaimana guru menjadi aktor strategis dalam perubahan sosial,” kata Bukik Setiawan, Ketua Guru Belajar Foundation.
Salah satu kegiatan TPN yang mencuri perhatian berlangsung di Makassar. Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Makassar berkolaborasi dengan Sekolah Islam Athirah menggelar rangkaian kelas lintas jenjang yang memadukan praktik baik dari sekolah negeri dan swasta.
“Kolaborasi adalah kunci membangun pendidikan masa depan yang inklusif dan kontekstual,” ungkap Syamril, Direktur Sekolah Islam Athirah.
TPN XI pada tahun 2024 mencatat 239 kelas berbagi di lebih dari 45 kota, melibatkan ribuan guru dengan dampak yang terus berlanjut hingga kini. Di tahun ke-12 ini, TPN berkomitmen untuk memperluas jangkauan dan dampaknya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang guru dan kelas-kelas biasa yang dihidupkan oleh guru luar biasa,” tutur Zaid Buri Prahastyo, penggerak KGBN Makassar. (*)