Investor Pasar Modal di Sulsel Tembus 407 Ribu, Transaksi Saham Capai Rp4,23 Triliun

Makassar, Filalin.com — Minat masyarakat Sulawesi Selatan terhadap pasar modal terus menunjukkan tren positif. Hingga Februari 2025, jumlah investor pasar modal yang tercatat melalui Single Investor Identification (SID) mencapai 407.590 investor, tumbuh signifikan sebesar 21,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, Moch. Muchlasin, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap produk-produk pasar modal.

 

“Khusus untuk investor reksa dana, jumlahnya mendominasi dengan 388.991 SID, tumbuh sebesar 21,15 persen. Ini menunjukkan masyarakat semakin tertarik pada instrumen investasi yang terjangkau dan mudah diakses,” ujar Muchlasin.

 

 

 

Selain itu, nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai Februari 2025 tercatat mencapai Rp4,23 triliun, menandakan aktivitas pasar modal yang semakin aktif dan dinamis.

 

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Lainnya

 

Muchlasin juga memaparkan perkembangan sektor jasa keuangan lainnya, seperti sektor Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP). Total penjaminan perusahaan penjaminan tumbuh 20,67 persen menjadi Rp807 miliar, sementara total aset dana pensiun meningkat 3,59 persen menjadi Rp1,60 triliun.

 

Di sektor Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), total piutang perusahaan pembiayaan tercatat tumbuh 5,41 persen menjadi Rp19,06 triliun. Meski demikian, pembiayaan oleh perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar -7,21 persen.

 

Kinerja positif juga terlihat di sektor pergadaian dan fintech. Total pinjaman yang disalurkan perusahaan pergadaian pada Januari 2025 mencapai Rp7,71 triliun, tumbuh 28,09 persen, sementara outstanding pinjaman dari fintech peer to peer (P2P) lending melonjak 48,70 persen menjadi Rp1,84 triliun. Tingkat wanprestasi (TWP90) P2P lending juga tetap terkendali di angka 1,69 persen.

 

“Kami melihat ekosistem keuangan di Sulawesi Selatan semakin berkembang secara sehat, didukung oleh pertumbuhan investor, penguatan sektor pembiayaan, serta terjaganya kualitas kredit digital,” tutup Muchlasin. (*)