GOWA SULSEL, FILALIN.COM, — Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat dengan menggelar kegiatan pembekalan lomba video konten literasi, Selasa (17/6/2025), di Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gowa.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan komunitas kreatif lokal. Pembekalan ini menjadi bagian dari rangkaian Pekan Literasi yang telah berlangsung sebelumnya, dengan tujuan mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk aktif menciptakan konten literasi yang positif dan edukatif.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Andi Azis Peter, dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi digital di era modern. Ia juga menyinggung adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2027 tentang Perpustakaan yang menegaskan peran perpustakaan sebagai pusat informasi berbasis teknologi yang harus mampu mengikuti perkembangan zaman.
“Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang memahami bagaimana teknologi memengaruhi cara kita berkomunikasi, belajar, bekerja, dan berpikir,” ujar Andi Azis.
Ia menambahkan, Pemkab Gowa berupaya memberikan ruang kreatif bagi masyarakat, khususnya generasi muda, agar dapat mengekspresikan budaya dan karakter lokal dalam bentuk video literasi yang inspiratif.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gowa, Mustamin Raga, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut dalam berbagai bentuk program literasi.
“Lomba ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membaca, dan menulis masyarakat. Seluruh peserta akan mendapat pembekalan dari narasumber profesional dan hasil karya mereka akan dinilai berdasarkan kriteria kreatif, informatif, dan edukatif,” jelas Mustamin.
Salah satu narasumber dalam kegiatan ini adalah Saddam, seorang sutradara muda asal Ujung Pandang yang telah berpengalaman dalam produksi film dan konten digital. Ia memberikan pelatihan teknis seputar proses kreatif pembuatan video, mulai dari pemilihan alat, pengambilan gambar, hingga elemen artistik dalam frame.
“Yang penting bukan alat mahal, tapi bagaimana kita bisa memaksimalkan alat yang ada untuk menyampaikan pesan literasi yang kuat,” ungkap Saddam.
Dengan semangat kolaborasi, para peserta juga diajak untuk membentuk tim produksi kecil dan membuat kesepakatan kerja bersama demi menciptakan konten yang berkualitas.
Kegiatan pembekalan ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ekosistem literasi digital di Kabupaten Gowa, sekaligus menunjukkan bahwa literasi dapat dikembangkan secara kreatif dan inklusif di tengah masyarakat yang semakin melek teknologi. (*)