MAKASSAR,FILALIN.COM, – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) kembali menggelar journalist update kinerja sektor jasa keuangan di wilayahnya, Jumat (15/8). Dalam paparannya, Kepala OJK Sulselbar, Mochlasin, memaparkan perkembangan perbankan, asuransi, pembiayaan, hingga pasar modal di semester pertama 2025.
Mochlasin menjelaskan, secara umum kinerja sektor jasa keuangan di Sulselbar tumbuh stabil. “Kalau di Inggris rata-rata naik turun, itu biasa. Begitu juga di Indonesia, ada daerah yang naik dan ada yang turun. Untuk Sulselbar, rata-rata pertumbuhan ekonomi kita 4,94 persen, sedikit di bawah rata-rata nasional 4,98 persen. Tapi secara per kapita, kita naik menjadi Rp41 juta, meningkat Rp3,9 juta dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.
Kinerja Perbankan
Per Juni 2025, total aset perbankan di Sulselbar mencapai Rp207 triliun, tumbuh 5,9 persen secara year on year (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp141 triliun atau naik 7,73 persen yoy, sementara kredit yang disalurkan sebesar Rp147 triliun, tumbuh 3,89 persen yoy.
Rasio kredit terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio / LDR) mengalami penurunan dari 122 persen pada Maret menjadi 120 persen. Menurut Mochlasin, penurunan ini menandakan pertumbuhan tabungan masyarakat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit.
DPK di Sulselbar masih didominasi tabungan sebesar Rp83 triliun, diikuti deposito Rp36 triliun dan giro Rp21 triliun. Sementara kredit produktif berkontribusi 53 persen atau Rp93 triliun, dan kredit konsumtif 46 persen atau Rp77 triliun.
Jumlah Pelaku Sektor Keuangan
OJK mencatat, saat ini terdapat 53 bank umum dengan 860 kantor cabang di Sulselbar, 25 BPR dengan 49 kantor, 83 perusahaan asuransi, 60 perusahaan pembiayaan, serta 3 perusahaan pergadaian dengan total 363 kantor. Di pasar modal, terdapat 16 kantor perwakilan perusahaan sekuritas.
Kredit untuk UMKM
Mochlasin juga mengungkapkan, kredit di Sulselbar mayoritas mengalir ke sektor perdagangan besar dan eceran, baik untuk UMKM maupun skala besar. Ia menambahkan, OJK sedang menyiapkan aturan baru dalam bentuk POJK untuk mempermudah akses pembiayaan UMKM. “Ini sudah kami konsultasikan dan diharapkan bisa segera selesai, sehingga mendorong pertumbuhan sektor produktif,” katanya.
Menurut Mochlasin, stabilnya kinerja perbankan di Sulselbar menjadi sinyal positif bagi perekonomian daerah, dengan tren masyarakat yang semakin gemar menabung dan penyaluran kredit yang tetap terjaga. (*)