MAKASSAR,FILALIN, FILALIN.COM – Pasar modal Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan pada tahun 2025. Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis OJK, Arief Machfoed, menilai saham menjadi instrumen investasi paling menarik tahun ini dibandingkan pilihan lainnya.
“Pertumbuhan paling besar ada pada SID saham. Tahun ini sangat menarik, karena meskipun pada April lalu IHSG sempat anjlok ke level 5.000 dari sebelumnya 7.000, hanya dalam beberapa bulan kemudian indeks mendekati 8.000. Bahkan, ada harapan saat HUT ke-80 RI nanti, IHSG bisa tembus di atas 8.000,” ujar Arief dalam paparannya.
Menurutnya, lonjakan tersebut membuat saham lebih unggul dibandingkan instrumen investasi lain yang cenderung konservatif seperti reksa dana pasar uang atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Dalam periode singkat, kenaikan nilai saham bahkan bisa mencapai 60 persen.
Arief juga menyoroti pergeseran pola investor, terutama kalangan muda. Ia menduga pertumbuhan pasar modal saat ini semakin banyak digerakkan oleh generasi milenial dan Gen Z, yang sebelumnya lebih banyak mencoba investasi kripto. “Ada shifting pemikiran. Sebagian dari kripto mulai berkurang karena regulasi semakin ketat dan likuiditasnya tidak semudah dulu. Banyak yang akhirnya beralih ke saham,” jelasnya.
Di sisi lain, Arief menekankan pentingnya literasi dan inklusi keuangan agar masyarakat memahami risiko sekaligus peluang investasi. Ia mencontohkan peran aktif perusahaan sekuritas yang gencar menggelar edukasi publik. “Pengalaman berinvestasi jangan hanya sekadar ikut-ikutan. Edukasi dari sekuritas dan broker saham cukup masif, sementara manajer investasi justru cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir,” tambahnya.
Dengan tren pertumbuhan pasar modal yang sehat dan dukungan literasi, OJK berharap investor muda dapat terus memperkuat ekosistem investasi yang berkelanjutan di Indonesia. (*)