Kolaborasi Pemkab Wajo dan BBPOM di Makassar Dukung Pengendalian Resistensi Antimikroba

MAKASSAR,FILALIN.COM, –Anti Microbial Resistance (AMR) atau Resistensi Anti Mikroba merupakan suatu kejadian ketika bakteri, virus, jamur dan parasit berubah dari waktu ke waktu dan tidak lagi merespon obat-obatan. Hal ini mengakibatkan infeksi lebih sulit diobati, meningkatkan risiko penyebaran penyakit, memperparah dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

 

Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kefarmasian, termasuk dukungan terhadap pengendalian Resistensi Antimikroba, Pemerintah Kabupaten Wajo menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Perizinan dan Pengelolaan Obat di Sarana Pelayanan Farmasi, Jumat (17/10/2025) di Aula Hotel Sermani, Sengkang. Kegiatan diikuti 74 peserta yang merupakan Penanggung Jawab Apotek dan Toko Obat se-Kabupaten Wajo.

 

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, Armin, menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap aturan pengelolaan obat, terutama dalam penggunaan antibiotik yang rasional. “Masih banyak penyerahan antibiotik tanpa resep dokter. Ini harus kita kendalikan bersama, pemerintah, tenaga kesehatan, dan pelaku usaha farmasi,” tegasnya.

 

Kadinkes Kab. Wajo juga menyampaikan komitmen Pemkab Wajo untuk mendukung langkah BBPOM di Makassar, dengan memfasilitasi penerbitan Surat Edaran Bupati Wajo tentang Rasionalisasi Penggunaan Antibiotik untuk menurunkan dampak AMR.

 

Hadir sebagai Narasumber Ketua Tim Kedeputian I BBPOM di Makassar, A. Ilham Pammussureng, yang menyampaikan paparan terkait tata kelola obat sesuai standar dan peraturan yang berlaku “Sebagai komoditi esensial obat harus dikelola dengan baik untuk jaminan mutu, keamanan, dan khasiat obat serta mencegah diversi obat ke jalur ilegal,” ujar Ilham.

 

“Salah satu ketidaksesuaian yang ditemukan petugas pada saat pengawasan di Apotek adalah penyerahan antibiotik tanpa resep dokter yang memicu terjadinya AMR,” lanjutnya.

 

“AMR ini jangan dianggap enteng, boleh dikatakan AMR merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan dan risiko keamanan kesehatan global saat ini dikenal sebagai silent pandemic yang dapat membunuh dalam keheningan,” tegas Ilham.

 

Kolaborasi kegiatan ini bukan hanya menjadi langkah nyata dalam memperkuat sistem pengawasan dan tata kelola obat di Kabupaten Wajo, namun juga mencerminkan komitmen Pemda dalam meningkatan mutu pelayanan kefarmasian, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menjadi benteng penting dalam mencegah ancaman silent pandemic Resistensi Antimikroba. (*)