Dari Pantai Losari ke Bukit Tamalatea: Sinyal IOH Tak Pernah Hilang

Makassar, Filalin.com — Matahari baru saja naik ketika Adit, seorang konten kreator muda asal Makassar, menyalakan kameranya di tepi Pantai Losari. Ia sedang membuat vlog perjalanan berjudul “Sehari Keliling Makassar Tanpa Putus Sinyal.” Di tangannya, hanya ada ponsel dan kartu IM3 dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

“Sekarang kita coba jalan dari Losari sampai ke Tamalatea,” katanya sambil tersenyum ke kamera. “Kita lihat, bener nggak jaringan IOH makin ngebut di semua titik kota?”

Menjelajah Kota dengan Koneksi yang Mengalir

Perjalanan Adit dimulai dari pusat kota — di bawah bayangan gedung tinggi dan hiruk-pikuk kendaraan. Sambil merekam suasana Makassar di pagi hari, ia melakukan live streaming di media sosial. Hasilnya? Tak ada lag, tak ada buffering.

Setiap kali berpindah lokasi, ponselnya tetap menunjukkan sinyal penuh. Dari kawasan kuliner di Jalan Kartini, menuju ke Gowa lewat jalan poros, hingga akhirnya berhenti sejenak di Bukit Tamalatea — panorama kota terlihat dari kejauhan, dan sinyal IOH tetap stabil.

“Biasanya kalau di daerah tinggi atau agak jauh dari kota, jaringan mulai lemah. Tapi kali ini, semuanya lancar. Upload video di spot ini aja langsung selesai sebelum kopi saya dingin,” ujarnya sambil tertawa.

Konektivitas untuk Semua Sudut Kota

EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison, Swandy Tjia, menyebut bahwa peningkatan kualitas jaringan IOH di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar dan sekitarnya, adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk menghadirkan konektivitas setara di semua wilayah.

“Kami ingin semua masyarakat, baik di pusat kota maupun di pinggiran, merasakan pengalaman digital yang sama. IOH terus memperkuat jaringan hingga ke pelosok, karena konektivitas hari ini adalah fondasi kehidupan modern,” ujar Swandy.

Menurutnya, jaringan kuat bukan hanya soal kecepatan, tetapi tentang memberi ruang bagi orang untuk terkoneksi, belajar, dan berkreasi tanpa batas lokasi.

Cerita dari Jalanan Makassar

Di tengah perjalanan, Adit juga sempat berbincang dengan beberapa warga. Ada ojek online yang mengandalkan aplikasi tanpa takut “nyangkut” sinyal, ada pedagang yang kini menerima pesanan lewat WhatsApp dan media sosial.

“Sekarang gampang, Kak. Mau kirim foto barang, video, semua lancar,” kata Nurfadillah, pemilik toko kecil di kawasan Antang. “Dulu kalau sore, jaringan suka lemah. Sekarang sudah jarang.”

Perubahan kecil itu terasa besar bagi banyak orang. Internet yang stabil bukan lagi sekadar hiburan, tapi penopang ekonomi dan komunikasi harian.

Lebih dari Sekadar Sinyal

Ketika hari beranjak senja di Bukit Tamalatea, Adit menutup vlog-nya dengan senyum puas. “Hari ini saya keliling Makassar tanpa kehilangan koneksi sedikit pun,” ucapnya sambil mengarahkan kamera ke matahari yang tenggelam di ufuk barat. “Buat saya, jaringan IOH bukan cuma cepat, tapi juga bikin perjalanan terasa dekat.”

Di era digital seperti sekarang, koneksi bukan lagi soal sinyal — melainkan tentang bagaimana teknologi menyatukan kota dan warganya dalam satu denyut yang sama: terkoneksi, produktif, dan penuh inspirasi. (*)