Guru Besar Ekonomi Syariah UNAIR Paparkan Potensi Besar Ekonomi Islam Global dalam Knowledge Sharing OJK Sulselbar

MALANG,FILALIN.COM, — Guru Besar Investasi dan Keuangan Islam Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Imran Mawardi, menjadi pembicara dalam kegiatan knowledge sharing yang digelar OJK Sulselbar di Hotel Alana, Malang, Jawa Timur, Minggu (23/11). Dalam paparannya, Prof. Imran menguraikan kekuatan enam sektor utama ekonomi Islam global serta posisi Indonesia di dalamnya.

Menurutnya, ekosistem ekonomi Islam dunia saat ini ditopang oleh enam sektor besar yang pertumbuhannya terus meningkat. “Of the global Islamic economy itu ada enam sektor,” ujarnya membuka pemaparan.

Indonesia Unggul di Modest Fashion

Sektor pertama adalah modest fashion atau halal fashion, yang menjadi kategori paling populer secara global. Untuk periode 2024–2025, Indonesia menempati peringkat pertama dunia, mengungguli banyak negara dengan industri fesyen Muslim yang berkembang pesat.

Wisata Ramah Muslim Mendunia

Sektor kedua adalah Muslim friendly tourism, sebelumnya dikenal sebagai wisata halal. Negara-negara non-Muslim seperti Jepang, Korea, dan China kini mulai menyediakan paket wisata ramah Muslim, termasuk makanan halal dan fasilitas ibadah. Indonesia berada di peringkat kedua, tepat di bawah Malaysia.

Kosmetik, Farmasi, dan Halal Food

Sektor ketiga adalah kosmetik dan farmasi halal, yang saat ini masih didominasi Malaysia, sementara Indonesia berada di posisi kedua.

Sektor keempat adalah halal food. Meski pasar produk makanan halal merupakan yang terbesar secara global, Indonesia harus turun dari posisi dua ke peringkat empat, salah satunya karena faktor sertifikasi halal yang masih menghadapi hambatan.

Keuangan Islam Masih Perlu Penguatan Regulasi

Sektor kelima adalah Islamic finance atau keuangan syariah. Indonesia berada di peringkat enam, sementara posisi teratas ditempati Malaysia, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Prof. Imran menekankan bahwa peringkat ini dipengaruhi oleh banyak aspek, termasuk regulasi, infrastruktur, dan pengembangan ekosistem syariah.

Media dan Edukasi Syariah

Sektor keenam adalah media dan edukasi, di mana Indonesia masih berada di peringkat tujuh global.

Proyeksi Pasar Ekonomi Islam 2028

Berdasarkan data SGE (State of Global Islamic Economy), total nilai pasar ekonomi Islam diproyeksikan tumbuh dari USD 7,3 triliun (2023) menjadi USD 10,8 triliun (2028).

Aset Keuangan Syariah Indonesia Tembus Rp 9.927 Triliun

Dalam sesi penjelasan lanjutan, Prof. Imran juga menyoroti perkembangan keuangan syariah Indonesia. Berdasarkan data yang ditampilkan, total aset keuangan syariah nasional mencapai Rp 9.927,04 triliun, dengan pangsa 26,8 persen dari total pasar keuangan Indonesia.

Pertumbuhan ini didorong oleh:

Perbankan syariah, tumbuh 9,9% YoY

Pasar modal syariah, tumbuh 11,4% YoY

IKNB syariah, tumbuh 24,7% YoY

Lonjakan terbesar berasal dari peningkatan aset dana pensiun syariah dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Prof. Imran menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat ekonomi Islam global. “Yang penting adalah regulasi, penguatan infrastruktur, dan konsistensi pengembangan ekosistem syariah secara berkelanjutan,” tutupnya. (*)