Filalin, Pakistan – Serangan bom bunuh diri di Kota Peshawar, Pakistan kini menewaskan 100 orang, 97 di antaranya merupakan polisi. Sedangkan korban luka-luka mencapai 150 orang.
Bom bunuh diri ini disebut yang paling mematikan selama 10 tahun terakhir yang terjadi di negara itu. Bom meledak pada Senin (30/1/2023) saat masjid dipenuhi jemaah yang ingin melaksanakan salat ashar.
Masjid tersebut berada di dalam kompleks kantor polisi yang sedang dijaga ketat. Pihak otoritas saat ini masih menyelidiki bagaimana pelaku bom bunuh diri bisa masuk. Untuk sementara, Aksi bom bunuh diri ini diduga sebagai balas dendam.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Alquran Dibakar di Depan Masjid Kopenhagen Denmark
Dilansir dari AFP, kepala kepolisian setempat menyebut, mereka menjadi target dalam penyerangan itu. Di mana 300 hingga 400 petugas kepolisian sedang berkumpul untuk melaksanakan salat. Akibat ledakan, seluruh dinding dan sebagian besar atap masjid rubuh dan menimpa petugas.
“Kami berada di garis depan mengambil tindakan terhadap militan dan itulah mengapa kami menjadi sasaran,” kata kepala polisi kota Muhammad Ijaz Khan kepada AFP.
“Tujuannya adalah untuk melemahkan semangat kami sebagai sebuah kekuatan.”
Tim penyelamat pada Selasa malam mengakhiri operasi penyelamatan korban dan mayat yang masih berada di reruntuhan masjid. Korban yang selamat langsung dibawa ke rumah sakit.
Ledakan ini membuat situasi keamanan di Peshawar memburuk, di mana wilayah itu berbatasan langsung dengan Afghanistan. Diketahui, Peshawar juga menjadi basis Taliban Pakistan, Tehreek-e-Taliban (TTP).
Awalnya, pejabat TTP, Sarbakaf Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani mengaku bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri itu. Namun, juru bicara TTP, Muhammad Khorasani membantah bahwa mereka terlibat dalam ledakan tersebut.
“Mengenai insiden Peshawar, kami menganggap perlu mengklarifikasi bahwa TTP tidak ada hubungannya dengan insiden ini,” ungkap Muhammad Khorasani dalam sebuah pernyataan.
“Menurut undang-undang dan konstitusi umum kami, tindakan apa pun di masjid, madrasah, tempat pemakaman, dan tempat suci lainnya merupakan pelanggaran,” tambahnya.
Baca Juga: Politisi Denmark Bakar Alquran saat Demonstrasi Anti-Turki di Swedia
Sementara, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif mengutuk keras kejadian itu.
“Pembunuhan brutal terhadap Muslim yang bersujud di hadapan Allah bertentangan dengan ajaran Alquran,” kata Sharif.
“Menargetkan Rumah Allah adalah bukti bahwa para penyerang tidak ada hubungannya dengan Islam,” tegasnya.