MAKASSAR, FILALIN.COM, — Investasi memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian. Untuk meningkatkan realisasi investasi, Bank Indonesia berupaya mengelola kegiatan hubungan investor pada level daerah, pusat, dan global yang terintegrasi melalui penguatan persepsi positif terhadap ekonomi Indonesia.
Untuk meningkatkan realisasi investasi di daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Forum Percepatan Investasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Pinisi Sultan) menyelenggarakan kegiatan South Sulawesi Investment Forum (SSIF) yang bertempat di Hotel Claro Makassar pada 4 Oktober 2023. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mempromosikan investment project ready to offer (IPRO) kepada investor potensial dari dalam dan luar negeri, sekaligus memberikan gambaran tentang iklim investasi dan komitmen Pemerintah Daerah dalam memberikan kemudahan investasi kepada investor.
Mengusung tema “Reinforcing The Downstream Industry and Circular Economy”, SSIF yang pertama kali diselenggarakan ini diharapkan dapat mendorong investasi khususnya kegiatan hilirisasi, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah serta pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan secara berkelanjutan. Rangkaian kegiatan SSIF menghadirkan sejumlah prominent speakers yakni Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ibu Filianingsih Hendarta, Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. Bahtiar Baharuddin, M.Si dan Direktur Hilirisasi Mineral dan Batubara Kementerian Investasi/BKPM, Bapak Hasyim Daeng Barang. Selain itu, terdapat pula talkshow yang membahas strategi pengembangan investasi dan pemenuhan energi industri melalui Energi Baru Terbarukan (EBT) yang disampaikan oleh Sekda Provinsi Sulawesi Selatan dan General Manager (GM) PLN Wilayah Sulselrabar. Dengan demikian, investor yang hadir akan mendapatkan gambaran terkait daya saing maupun komitmen dan dukungan pemerintah terhadap peningkatan investasi di Sulawesi Selatan dan Indonesia.
Dalam kegiatan SSIF yang diselenggarakan, turut hadir Unsur Forkopimda, Kepala Daerah Se-Sulawesi Selatan, Konsulat Jendral Negara Mitra, Asosiasi Pengusaha, perwakilan perbankan, serta 95 investor potensial dari dalam dan luar negeri yang dihadirkan pada SSIF perdana 2023. Investor dari luar negeri tersebut berasal Singapura, Australia, Cina, Jepang, Denmark, Inggris, dan Italia.
Proyek investasi yang dipromosikan pada kegiatan SSIF diperoleh dari hasil kegiatan seleksi atau kurasi yang dilakukan pada event sebelumnya yaitu South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2023 yang telah diselenggarakan pada Juli 2023. Terdapat 5 IPRO unggulan dari 12 IPRO yang melakukan pitching dihadapan para investor. Project unggulan tersebut adalah Pengembangan Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), Kawasan Peternakan Sapi Bone, Kawasan Minapolitan Selayar, Budidaya Rumput Laut Bone, dan Industri Pengolahan & Pengalengan Ikan di Sinjai.
Potensi tambahan investasi yang dipromosikan di SSIF mencapai Rp95,52 Triliun yang berasal dari 12 proyek investasi strategis yang tersebar di Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Sejauh ini, promosi investasi yang dilakukan secara konsisten melalui Forum Pinisi Sultan telah berhasil menjaring peminatan investasi dengan nilai Rp7,22 triliun dari total 9 investor di tahun 2023. Sebesar Rp5,7 triliun dari nilai tersebut merupakan komitmen untuk membangun pelabuhan ekspor di Bantaeng sebagai tindak lanjut kegiatan promosi investasi di tahun 2022. Promosi Investasi yang dilakukan juga berhasil meningkatkan awareness Pemda Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan terkait urgensi peningkatan investasi yang tercermin dari meningkatnya jumlah partisipasi dalam pengumpulan proposal IPRO tahun 2023.
Kegiatan SSIF ditutup dengan pelaksanaan one on one meeting calon Investor dengan project owner dari 12 proyek investasi yang ada di Sulawesi Selatan. Kegiatan SSIF direncanakan akan dilakukan secara reguler dengan harapan kegiatan tersebut dapat meningkatkan realisasi investasi yang ada di Sulawesi Selatan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel yang berkelanjutan dan inklusif. (*)