Penyaluran Kredit Disektor Perikanan Didominasi Pada Sektor Rumput Laut

0-3248x1440-0-0#

MAKASSAR,FILALIN.COM, –Sulawesi Selatan memiliki berbagai potensi unggulan yang tersebar di 24 kota/kabupaten khususnya komoditas pada sektor pertaniaan, perikanan dan peternakan. Dengan potensi yang ada pada sektor tersebut, Bagaimana Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Melalui Pengembangan Sektor Pertanian, Perikanan dan Peternakan?

“Dalam rangka mengembangkan perekonomian daerah, pada akhir tahun 2023 kami bersama TPAKD Prov Sulsel telah mendorong program pengembangan budidaya pisang cavendish. Peningkatan skala (Scale Up) program pengembangan pisang cavendish memiliki potensi yang dapat terus dikembangkan. Sejak awal program diinisiasi, terlihat adanya peningkatan baik dari sisi sebaran lokasi budidaya, jumlah petani, luas lahan, jumlah offtaker, jumlah IJK dan jumlah realisasi kredit dengan rincian,” Ujar Darwisman Kepala Kantor OJK Sulselbar Selasa (10/12/2024).

Dia menjelaskan pihaknya juga mendorong pengembangan komoditas kakao. Tren produksi komoditas kakao di wilayah Sulampua mengalami penurunan 27,12% dalam 16 tahun terakhir dimana Sulteng, Sultra Sulsel dan Sulbar menjadi wilayah sentra kakao yang memiliki lahan terbesar di Indonesia. Di sisi lain permintaan global yang tinggi dan kenaikan harga Kakao karena kelangkaan pasokan dapat menjadi potensi untuk mengembangkan kembali komoditas Kakao di beberapa provinsi Sulampua.

Selain itu potensi tanaman hortikultura seperti Bawang Merah, Cabai Rawit dan Kubis yang merupakan 3 jenis sayuran produksi terbesar di Indonesia juga tidak kalah pentingnya, dimana komoditas ini selalu menjadi bahan pelengkap pada berbagai sajian makanan sehingga kebutuhan terhadap komoditas ini juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan.

Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan cabai rawit nasional dengan ranking 5 pada bawang merah dan 7 pada produksi cabai rawit. Komoditi bawang merah mencatatkan surplus pada neraca ekspor impor, sementara cabai rawit mencatatkan angka defisit.

Saat ini juga terdapat potensi budidaya nanas madu di Kab. Barru dengan potensi lahan seluas 3000 hektar . Tidak hanya pada Sub sektor pertanian dan Perkebunan, PDRB Sub sektor peternakan juga menunjukkan pertumbuhan yang positif (6,49%). Meskipun berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi daging ternak Sulsel pada tahun 2023 sebesar 25.623 ton menurun secara yoy (-5,85%). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun produksi mengalami penurunan, ketahanan ekonomi sub sektor peternakan tetap kuat dan memiliki potensi untuk bangkit. Untuk itu diperlukan adanya inovasi dalam sistem peternakan untuk meningkatkan kualitas produksi. Adapun produksi daging ternak di Sulawesi Selatan didominasi oleh daging ternak sapi dengan share sebesar 63,15%. (*)

Sektor jasa keuangan berperan dalam memberikan akses keuangan berupa penyaluran kredit pada sektor pertanian dan peternakan. Penyaluran kredit pada sektor ini juga menunjukkan tren yang terus meningkat dimana secara yoy pertumbuhan pada sektor pertanian dan perkebunan sebesar 15,38% dengan penyaluran kredit yang didominasi oleh komoditas Padi (46,48%). Sedangkan pada sektor peternakan tumbuh sebesar 14,52% yang didominasi oleh kredit untuk ternak Sapi Potong (43,38%) dan Unggas (34,09%). Pada sektor Perikanan, share perikanan tangkap laut terhadap nasional berada pada posisi ketiga dengan share sebesar 5,54%. 4 jenis perikanan tangkap laut terbesar di Sulsel yaitu Tongkol, Cakalang, Tuna dan Udang. Adapun pada perikanan budidaya pada perikanan budidaya, rumput laut merupakan komoditas yang memiliki nilai PDRB sebesar 27,72% terhadap nasional dengan 3 jenis perikanan budidata terbesar yaitu. Rumput Laut, Bandeng dan Udang. Produksi rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan berada di Kab. Luwu Timur sebesar (633.924 ton).

Namun beberapa permasalahan pada pengembangan komoditas Rumput Laut yaitu: 1. Penyerapan produk rumput laut dari petani dan UMKM yang tidak sesuai dengan harga pasar; 2. Hilirisasi produk rumput laut yang belum optimal. 3. Kualitas rumput laut yang hasilkan oleh petani rumput laut belum terstandarisasi sesuai spesifikasi offtaker. Penyaluran kredit sub sektor budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan posisi Okt 2024 mencapai Rp545 miliar. Adapun NPL penyaluran kredit di sub sektor budidaya rumput laut sebesar 3,65%. Peyaluran tertinggi di Jeneponto sebesar Rp136 miliar (Share 24,99%), kemudian di Kab. Luwu Rp62,22 miliar (Share
11,41%), dan Kab. Luwu Timur Rp62,21 miliar (Share 11,41%)
32. Penyaluran kredit rumput laut terus menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun jumlah rekening. Pada Okt-2024 tercatat penyaluran kredit budidaya rumput laut kepada 15.282 debitur. Penyaluran kredit sektor perikanan juga didominasi oleh komoditas Rumput Laut (27,12%), disusul Laut Tuna (14,45%) dan Biota Budidaya Air Payau Lainnya (11,56%).

Dukungan sektor jasa keuangan pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan juga sejalan dengan program pemerintah pusat yaitu Program makan bergizi gratis secara langsung akan meningkatkan kebutuhan terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan khususnya pada komoditas pangan utama. (*)