FILALIN, MAKASSAR – Sebagai pasangan kekasih, khususnya bagi mereka yang berada di Sulawesi Selatan, tentunya tidak asing lagi dengan istilah uang panai yang sudah melekat dalam tradisi pernikahan di wilayah ini.
Abdi Mahesa seorang Filolog menyebut bahwa Uang Panai dalam bahasa Bugis disebut dengan doi’ menre’ atau dalam bahasa Makassar disebut dikenal dengan istilah doi’ panai’, ini sebenarnya merupakan tradisi Pra-Islam, sebelum Islam masuk, biasanya raja-raja terdahulu memberikan semacam seserahan, kepada pihak yang dianggap memiliki nilai atau kasta sosial yang tinggi, entah itu bangsawan atau semacamnya.
Sambungnya, ketika pada masa kerajaan, panai itu sebenarnya bernilai Sompah (Mahar), mahar itu sendiri dibawa pada waktu akad nikah.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan yang ada dalam masyarakat, ini membuat uang panai makin meningkat secara nominal, bahkan sebagian kaum pria merasa terbebani dengan angka yang ditentukan.
“Saya yang bekerja di perusahaan dengan gaji yang standar, umur sudah 30 tahun. Ingin menikah tapi saya ditolak hanya karna uang panai yang telah disyaratkan tidak mampu saya cukupkan,” jelasnya.
Menyikapi hal ini, lantas apa yang memengaruhi sehingga uang panai bisa mahal? Berikut ringkasannya:
1. Sebagai Bentuk Penghormatan Bagi Kaum Wanita
Salah satunya dikarenakan perempuan Makassar khususnya Bugis Makassar dikenal dengan kelebihannya, seperti tunai rikanakananna (sopan dalam bertutur kata), tutui ripanggaukanna (sopan dalam berperilaku), baji ampena (mulia dalam berlaku), dan alusuri panggaukang (lurus dalam perbuatan).
2. Status Sosial
Faktor ini juga membuat uang panai makin mahal, karena dinilai perempuan yang sudah mendapatkan gelar S1 itu nominalnya bisa mencapai Rp. 75 -100 juta, dan juga dilihat dari latar belakang keluarga berada, terpandang atau bangsawan, sudah pasti nominal yang dipatok akan fantastis.
3. Ajang Mencapai Gengsi
Sejatinya tujuan dari uang panai itu sendiri adalah bentuk keseriusan seorang laki-laki ketika meminang seorang wanita idamannya, namun seiring perkembangannya, uang panai mengalami pergeseran makna secara sosial dikarenakan semakin prestisius uang panai artinya semakin prestisius juga penilaian masyarakat. Dalam perihal gengsi, pihak dari keluarga wanita banyak yang beranggapan bila semakin tinggi nominal yang diberikan, maka keluarga tersebut mendapatkan citra yang semakin baik di mata masyarakat.