FILALIN, MAKASSAR – Pada akhir tahun 2022, Dosen Universitas Bosowa (Unibos) Bekerjasama dengan Desa Mattiro Baji dalam program kemitraan masyarakat (KKM) untuk pendampingan pengembangan usaha perikanan, Senin (26/12/2022).
Program ini adalah pendampingan nelayan untuk melakukan divesifikasi usaha dan produk seperti pendampingan proses produksi rajungan yang dapat menghasilkan daging rajungan yang standar ekspor dan pendampingan nelayan dalam budidaya ikan kerapu yang standar ekspor.
UMKM menjadi kegiatan utama dalam program kemitraan yang bertujuan untuk meningkatkan pedapatan nelayan.
Tim pelaksana program KKM yang diketua oleh Dr.Hasanuddin Remmang Bersama tim dosen Unibos, telah melakukan pendampingan dan pembinaan secara intensif dan sustainable dengan melibatkan instansi terkait/pakar melalui pelatihan pengembangan usaha dengan beberapa materi.
Termasuk proses produksi ber-layout dengan standar kualitas ekspor, staregi pemasaran berorientasi ekspor, pelayanan dan kemasan produk yang berkualitas dan memuaskan konsumen, metode penyusunan studi kelayakan usaha, dan pendampingan, pembukuan dan laporan keuangan sesuai standar akuntansi.
Atas dasar tersebut, tim pelaksana program melakukan pendampingan secara intensif baik dalam proses produksi maupun pada aspek pemasaran kepada mitra yang dalam hali ini UD.Mattiro Baji dan H.Muh.Tahir agar pendapatan usaha lebih meningkat dibanding sebelumnya.
Pendapatan usaha yang didapat mitra setelah dilakukan sistem petik olah jual adalah meningkat 25 % dibanding penjualan secara ekoran dalam takaran kilogram yakni rata-rata Rp. 17.119.542,59 setiap bulannya sebelum dikurangi biaya faktor produksi ( upah tenaga kerja, listrik, air bersih, kemasan dan trasportasi dll).
Ketua tim program KKM Dr.Hasanuddin Remmang mengatakan daging rajungan dari desa sangat terkenal di Amerika selatan karena negara tersebut permintaanya meningkat.
“Pemasaran untuk pasar luar negeri telah bekerjasama dengan pedagang besar/eksportir yakni Philips di KIMA Makassar,” ujarnya.
Hasanuddin menambahkan untuk menyiasati perkembangan permintaan daging rajungan, maka perlu adanya upaya mengalihkan sumber bahan baku/pembelian yang bersifat lokal dan diperluas ke daerah lain seperti di Kabupaten Luwu, Sorong dan Takalar agar permintaan pasar dapat terpenuhi.
Selanjutnya, permintaan yang makin meningkat pada komoditi ini akan tetapi yang perlu diperhatikan dan dijaga keberadaannya adalah mutu produk.