Filalin, Amerika Serikat – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa pesawat tempur mereka telah menembak jatuh balon mata-mata China.
Operasi penembakan jatuh balon itu dilakukan di atas wilayah laut AS pada Sabtu (4/2/2023). Tiga bandara di sekitar lepas pantai North Carolina dan South Carolina ditutup demi “keamanan nasional”. Rekaman dari televisi Amerika Serikat menunjukkan bahwa balon tersebut jatuh ke laut setelah terjadi ledakan kecil.
Penjaga pantai juga menyarankan para pelaut untuk menjauhi daerah tersebut. Hal itu disebabkan karena adanya operasi militer yang berpotensi menimbulkan bahaya yang signifikan.
Baca Juga: Tolak Pembangunan Masjid, Sejumlah Warga di Korsel Gelar Pesta Makan Babi
“Jet tempur F-22 menyerang balon dengan satu rudal AIM-9X Sidewinder dan balon itu jatuh sekitar enam mil di lepas pantai AS pada pukul 14.39,” ungkap seorang pejabat pertahanan dikutip dari BBC, Minggu (5/2/2023).
Puing-puing dari balon pengintaian itu mendarat di kedalaman 14 meter di perairan di sekitar Pantai Myrtle, South Carolina.
Saat ini, militer sedang berupaya mengumpulkan puing-puing balon tersebut. Dilaporkan bahwa ada dua kapal angkatan laut, termasuk salah satunya membawa alat berat, berada di area tersebut.
Presiden AS, Joe Biden pertama kali memberikan persetujuan untuk melakukan penembakan pada hari Rabu (1/2/2023). Namun, Pentagon menyarankan untuk menunggu sampai objek tersebut berada di atas air agar tidak membahayakan masyarakat di darat.
Pejabat pertahanan AS mengungkapkan bahwa balon mata-mata China pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari.
Balon itu pindah ke wilayah udara Kanada tiga hari kemudian, dan masuk kembali ke AS pada 31 Januari. Balon tersebut terlihat di negara bagian Montana, AS, yang menjadi rumah beberapa situs rudal nuklir.
Insiden penembakan jatuh balon mata-mata tersebut memperburuk hubungan China-AS. Pentagon menyebut tindakan tersebut sebagai “pelanggaran yang tidak dapat diterima” terhadap kedaulatan negara AS.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Alquran Dibakar di Depan Masjid Kopenhagen Denmark
China membantah tuduhan bahwa objek itu adalah balon mata-mata. Pihak berwenang China mengatakan bahwa itu adalah kapal udara sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi.
Mereka mengklaim bahwa kapal udara itu memiliki kemampuan operasi yang terbatas dan telah menyimpang dari jalurnya karena angin.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing tidak akan menerima dugaan yang tidak berdasar. Mereka menuduh politikus dan media di AS menggunakan insiden tersebut sebagai dalih untuk menyerang dan mencoreng China.