SEKTOR JASA KEUANGAN DI SULAWESI SELATAN TERUS TUMBUH  POSITIF DAN TERJAGA

MAKASSAR,FILALIN.COM, — Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap terjaga, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bersama Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga, Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (FKIJK Sulselbar) dan seluruh stakeholders terus mengoptimalkan kontribusi sektor jasa keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang inspiratif dan memberikan dampak besar (high impact)

Perkembangan Sektor PerbankanTotal aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi November 2023 tumbuh 10,85 persen yoy  dengan nominal mencapai Rp188,7 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,74 persen yoy dengan nominal mencapai Rp124,9 triliun, dan kredit yang disalurkan tercatat tumbuh 12,63 persen yoy dengan nominal mencapai Rp155,9 triliun.

Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 124,01 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan NPL 2,93 persen.

 

Sampai dengan November 2023, penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp124,9 triliun atau tumbuh 6,74% (yoy) dan 6,75% (ytd). DPK masih didominasi oleh tabungan sebesar Rp74,2 triliun (59,42%), deposito sebesar Rp30,0 triliun (16,64%) dan giro sebesar Rp20,8 triliun (23,95%).

Share Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh kredit produktif sebesar Rp88,1 triliun (56,46%), sedangkan kredit Konsumtif sebesar Rp67,9 triliun (43,54%). Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada portofolio kredit produktif khususnya kredit investasi. Adapun 5 sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar disumbang oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp38,2 triliun (24,49%).

Perkembangan Sektor Pasar Modal

Di sektor Pasar Modal, jumlah rekening investasi s.d. Oktober 2023 mencapai 402.878 rekening dengan porsi terbesar pada produk reksa dana sebanyak 289.684 rekening, saham 98.318 rekening, dan SBN 14.876 rekening. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan Oktober 2023 sebesar Rp15,08 triliun.

Perkembangan Sektor IKNB

Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), aset dana pensiun tumbuh 6,95 persen ytd persen menjadi Rp1,4 triliun, piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 8,69 persen ytd menjadi Rp16,9 triliun, pinjaman pergadaian tumbuh signifikan 26,72 persen ytd menjadi Rp5,8 triliun, dan pembiayaan perusahaan fintech (P2PL) tumbuh 3,68 persen ytd menjadi Rp1,1 triliun.

Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Hingga November 2023, terdapat 762 layanan konsumen yang terdiri dari 635 layanan berstatus selesai, 104 layanan diteruskan ke Kantor Pusat/APPK, dan 24 layanan masih dalam proses. Untuk layanan SLIK, terdapat 6.174 permintaan data SLIK.

Sejak Program LAYARKU diluncurkan pada tanggal 10 September 2023, realisasi s.d. Desember 2023 di Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencapai 101% atau telah menjangkau 561 desa dari target 556 desa untuk tahun 2023.  Program TPAKD

Untuk program pemberdayaan ekosistem UMKM, telah terealisasi sebanyak 13.664 debitur dengan plafon Rp482 miliar, sedangkan untuk program UMKM Baji’na telah dilakukan pendampingan inkubasi kepada 71 UMKM dan sebanyak 18 UMKM telah melakukan ekspor.

Untuk program PHINISI, telah terealisasi sebanyak 582.935 rekening dengan plafon mendapai Rp18,51 triliun.

Adapun Program Unggulan TPAKD SULSEL yang memberikan high impact terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat mencakup:

  1. Program budidaya pisang Cavendish;
  2. Ekosisten KUR klaster sektor perikanan yang berorientasi ekspor untuk produk ikan tuna, cakalang, dan tongkol;
  3. Ekosistem keuangan inklusif di Desa Wisata Lembanna, Bulukumba.
  4. Ekosistem Bisnis UMKM pada 1.000 Lorong Wisata;
  5. Program Kelompok Ibu Hortikultura Melek Keuangan (KULLE);
  6. Ekosistem KUR klaster skim syariah;
  7. Ekosistem KUR klaster perkebunan kopi;
  8. Ekosistem KUR klaster rumput laut;
  9. Ekosistem KUR klaster perikanan untuk budidaya udang windu;
  10. Program peningkatan kesejahteraan masyarakat dan UMKM di wilayah

Hilirisasi Nikel;

  1. Optimalisasi bursa karbon. (*)