Pelindo Regional 4 & Satgas Saber Pungli Sosialisasi Anti Korupsi di Pelabuhan

MAKASSAR,FILALIN.COM, – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 bersama Satuan Tugas (Satgas) Saber Pungli Republik Indonesia menggelar “Sosialisasi Penguatan Pemahaman Anti Korupsi, Anti Penyuapan dan Menjadi Insan yang Berintegritas”, Rabu (17/7/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat AKHLAK Lantai 7 Kantor Pelindo Regional 4 di Makassar ini menghadirkan narasumber Irjen Pol. Andry Wibowo, Sekretaris Satgas Saber Pungli Republik Indonesia dan dihadiri seluruh pejabat di lingkup Pelindo Group wilayah kerja Makassar.

Sekretaris Satgas Saber Pungli RI, Irjen Pol. Andry Wibowo mengatakan bahwa pelabuhan merupakan tolok ukur perekonomian suatu wilayah. “Mau lihat ekonomi suatu wilayah bagus, cukup dilihat dari keramaian di pelabuhannya. Kalau pelabuhan ramai, itu berarti ekonomi di wilayahnya bagus.”

Oleh sebab itu kata Andry, jangan merusak pelabuhan dengan pungli atau korupsi. Karena dua hal itu [pungli dan korupsi] sama saja. “Lebih baik membangun tim yang Good Corporate Governance (GCG).”

Dia berharap Pelabuhan Makassar menjadi role model atau contoh bagi pelabuhan-pelabuhan lainnya di wilayah Indonesia. Karena itu dia meminta support dan dukungan dari semua pihak.

“Pelindo harus berkolaborasi dengan semua pihak. Mari kita bersama-sama kurangi korupsi, selalu bersilaturahmi dengan baik bersama semua pihak. Perkuat silaturahmi dengan berbagai pihak,” tegas Andry.

Sementara itu, Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis menuturkan bahwa pasca merger pada Oktober 2021 lalu, telah cukup banyak perubahan yang dilakukan Perseroan.

“Pertama, Pelindo telah melakukan standardisasi operasional. Kemudian digitalisasi operasional untuk pelayanan kapal melalui aplikasi Phinisi, pelayanan peti kemas dengan aplikasi Ptos PK, pelayanan non peti kemas dengan aplikasi Ptos M, serta pelayanan penumpang dan RoRo menggunakan aplikasi Ptos R,” terang Abdul Azis.

Selain itu lanjut dia, Pelindo juga telah melakukan sistem online untuk billing jasa kepelabuhanan, dan menerapkan auto gate system untuk manless pass pelabuhan dan manless pass penumpang.

Untuk transformasi dan standardisasi operasional di seluruh pelabuhan kelolaan kata Abdul Azis, Pelindo menggunakan standardization framework dengan 6 pilar utama, yaitu Business Process, Equipment, Infrastructure and Facility, Technology, People, dan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).

Dia juga menjelaskan bahwa standardisasi layanan telah berhasil menurunkan port stay di semua pelabuhan kelolaan Pelindo, utamanya pelabuhan-pelabuhan yang berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Dia mencontohkan di Terminal Peti Kemas (TPK) Makassar dan TPK Ambon, dari 35 boks per jam per kapal menjadi 50 boks per jam per kapal sehingga port stay menjadi 1 hari, dari sebelumnya 2 hari.

Bagi Pelindo, manfaat yang dipetik dari hasil transformasi layanan operasi di pelabuhan yaitu membuat efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, serta peningkatan kompetensi dan knowledge. Sedangkan bagi pelanggan, terjadi pengurangan port stay dan cargo stay, optimalisasi berthing window, dan penghematan ship rental cost.

“Sementara itu bagi ekosistem maritim, transformasi layanan operasi yang dilakukan Pelindo, memberikan kontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas,” tukas Abdul Azis. (*)