MAKASSAR,FILALIN.COM,– Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Muhammad Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN), mengusung konsep jelas pada Pilwalkot Makassar 2024 ini.
Itu bisa tercermin dalam keselarasan dan kekompakan pasangan ini, termasuk dalam hal kostum. AMAN mengusung tema kombinasi kematangan dan milenial, lewat kemeja cokelat dan kaos putih.
Konsep ini tidak asal muncul, sebab ada filosofi mendalam dibaliknya. Misalnya saja kemeja cokelat. Warna ini dipilih karena cokelat identik dengan warna tanah, sehingga mencerminkan kerendahan hati kandidat tersebut.
”Cokelat ini kan warna tanah. Artinya, ini mencerminkan kerendahan hati, membumi. Kami tidak hadir untuk menggurui masyarakat, tetapi kami mewakafkan diri untuk melayani masyarakat Kota Makassar,” ujar Amri Arsyid, Rabu, 11 September.
Sementara kaos putih, itu dipilih karena kandidat jagoan PKS tersebut ingin menyatu dengan masyarakat, dengan modal ketulusan hati. Mereka tidak ingin membangun jarak dengan masyarakat, sebab ke depannya masyarakat lah yang akan membantunya bekerja, jika diamanahkan menjadi pemimpin Kota Makassar.
”Makanya kami tidak kancing kemeja. Supaya perpaduan itu terlihat jelas. Kami tidak kaku, tidak mau ada jarak dengan masyarakat, karena pada akhirnya masyarakat yang harus dilayani dan masyarakat juga yang membantu kami bekerja nantinya kalau diberi amanah,” ungkapnya.
Selnajutnya, dua figur tersebut juga selalu mengenakan setelan casual dan santai. Kemeja cokelat dan kaos putihnya dipadukan dengan celana jeans dan sepatu kets, sehingga menimbulkan kesan energik namun tetap rapi.
”Banyak yang bilang kami ini sudah tua tapi kok gayanya seperti anak muda. Jangan salah, AMAN mau menegaskan bahwa kami siap berdiskusi dan mengakomodir anak muda. Bagi kami, muda itu tidak melulu soal usia, tetapi juga gagasan, ide, dan kreativitas. Makanya kami melibatkan anak muda dan siap memberi peran kepada mereka,” ungkapnya.
Abdul Rahman Bando juga menegaskan, cokelat ini dipilih karena identik dengan profesinya dahulu sebagai birokrat. Itu menjadi cerminan bahwa AMAN punya kombinasi yang pas antara birokrat dan politisi. Sehingga, kebijakan yang lahir akan lebih tepat sasaran.
”ASN kan warna bajunya cokelat. Saya mantan ASN, saya tahu betul seperti apa rasanya menjadi ASN dan saya faham apa saja kebutuhan ASN. Makanya saya hadir di sini sebagai penegasan bahwa semua kalangan harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah, termasuk teman-teman ASN,” tuturnya.
Kandidat ini juga sudah banyak menawarkan program. Mulai dari kalangan pedagang, UMKM, industri kreatif, kesehatan, pendidikan, kawasan pesisir, olahraga, hiburan, pangan, air bersih, hingga berbagai persoalan kompleks yang lainnya.
Termasuk juga kalangan buruh dan masyarakat miskin kota. Program-program tersebut tidak semua muncul dari isi kepala mereka saja, tetapi atas dasar aspirasi dan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat Kota Makassar. (*)