Opini Ulama Asal Sulsel Dimuat di Koran Amerika

NEWYORK,FILALIN.COM, — Muthahhir Arif, dai asal Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, yang kini jadi imam di Masjid Istiqlal, Houston, Texas, Amerika Serikat membuat catatan opini untuk kebakaran dahsyat di Los Angeles.

 

Muthahhir memberi judul “Looking Within Ourselves” untuk tulisannya itu. Tulisan yang dimuat salah satu surat kabar di Amerika, New York News.

 

Muthahhir mengajak pembacanya untuk mengambil hikmah dari peristiwa di ealah satu kota termewah di dunia itu. Bagaimana dalam hitungan jam, semua ludes. Kerugian hingga ratusan triliun jika dikurs rupiah.

 

Kebakaran dahsyat yang diperparah dengan derasnya Angin Santa Ana melahap seluruh kota. “Kita diingatkan betapa rapuhnya manusia di hadapan kekuasaan Allah,” tulisnya.

 

Musibah ini, lanjut putra dari KH Arif Marzuki, pimpinan Ponpes Darul Istiqamah itu, adalah cermin, sebuah pesan agar kita tidak larut dalam gemerlap dunia.

 

Sebuah peringatan bagi kita semua untuk kembali melihat diri. Sudahkah hidup kita diisi dengan rasa syukur ataukah kita terlalu sibuk mengejar dunia hingga lupa pada akhirat?

 

Muthahhir mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad saw, yakni “Orang yang paling cerdas adalah dia yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuknya.”

 

Peristiwa semacam ini, ajak Muthahhir, hendaknya tidak hanya kita pandang sebagai berita bencana, tetapi sebagai panggilan untuk bertobat, membersihkan hati, dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah.

 

Musibah adalah teguran yang halus tapi penuh makna. Jangan sampai kita terlena dan baru sadar ketika semuanya sudah terlambat.

 

Kembali melihat diri berarti merenungi siapa kita tanpa nikmat Allah. Apa yang kita banggakan? Kekayaan, teknologi, kekuasaan, semuanya bisa lenyap sekejap jika Allah berkehendak.

 

“Kun Fayakun!”

 

Maka, mari jadikan setiap detik hidup ini untuk mendekat kepada-Nya. Dengan keyakinan penuh bahwa rahmat-Nya selalu lebih besar daripada murka-Nya, selama kita mau kembali kepada-Nya.

 

Sebab bukan kita yang hebat tetapi pertolongan dan rahmat Allah yang membuat semuanya mudah.

 

Muthahhir beberapa kali menjadi imam di berbagai masjid di berbagai kota di Negeri Paman Sam. Pada 2016, Muthahhir bahkan ikut menginisiasi pesantren pertama di Amerika bernama Nur Inka Nusantara Madani, bersama Imam Shamsi Ali, ulama asal Bulukumba yang juga imam di Islamic Center of New York.

 

Sejak Juni 2024, pria bergelar doktor itu juga memboyong istrinya Andi Hidayah Tenriajeng, serta tiga dari delapan buah hati mereka karena akan menjalani tugas panjang di Texas. (*)