Growth Mindset
Oleh: Syamril
Berbicara tentang mindset maka rujukan utamanya adalah buku Mindset: The New Psychology of Success karya Caroll S Dweck (2006), Professor Psikologi dari Stanford University. Penelitian yang menjadi dasar buku ini dimulai pada awal tahun 1970-an. Dalam buku ini, Dweck menjelaskan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh pola pikirnya, bukan oleh kecerdasan, bakat, atau pendidikan. Dweck juga membedakan dua jenis pola pikir, yaitu fixed mindset dan growth mindset.
Buku ini mendeskripsikan 9 bagian untuk membedakan growth and fixed mindset yaitu intelligences (kecerdasan), desire (keinginan), evaluation of situations, dealing with setbacks (menghadapi kemunduran), challenges (menghadapi tantangan), effort (usaha), criticism (sikap terhadap kritik), success of others (kesuksesan orang lain), dan results (sikap terhadap hasil).
Terkait intelligences (kecerdasan) growth mindset percaya bahwa kecerdasan, keterampilan, sikap, kepribadian dan karakter dapat dikembangkan. Berbeda dengan fixed mindset yang percaya bahwa segalanya sudah tetap atau fix, tidak bisa berkembang lagi. Orang yang memiliki growth mindset, tidak langsung menvonis dirinya sebagai orang yang bodoh jika tidak mampu melakukan sesuatu. Dia akan berusaha belajar dan mengembangkan diri melalui training, mentoring, coaching dan magang.
Pada bagian desires (keinginan), fixed mindset ingin terlihat pandai di setiap situasi dan terus menerus membuktikan diri. Berbeda dengan growth mindset. Mereka ingin regangkan diri, ambil resiko dan belajar. “Berikan saya tantangan!”, ucapnya.
Evaluasi terhadap situasi, fixed midset dipenuhi oleh pikiran “akankah saya sukses atau gagal?”. “Akankah saya terlihat pintar atau bodoh?” Karena pikiran itu akhirnya dia tidak berani bertanya, berpendapat dan bertindak. Bagi growth mindset pikirannya adalah “akankah situasi ini mengizinkan saya untuk bertumbuh?” “Akankah situasi ini membantu saya mengatasi beberapa dari tantangan yang saya hadapi?”
Menghadapi challenges (tantangan) fixed mindset menghindari tantangan dan mudah menyerah. Growth mindset menerima tantangan dan gigih menghadapi kemunduran.
Sikap terhadap usaha fixed mindset berkata “mengapa harus repot? Usaha ini tidak akan mengubah apapun”. Growth mindset meyakini bahwa bertumbuh dan belajar membutuhkan usaha. Berani mencoba belajar hal baru. Tidak takut gagal karena itu menjadi pembelajaran.
Sikap terhadap kritik fixed mindset mengabaikan kritik yang membangun. Kadang marah jika dikritik. Bawa perasaan dan menganggap sebagai serangan personal. Growth mindset belajar dari kritikan. “Bagaimana saya bisa memperbaiki kualitas diri?”, ujarnya. Belajar dari kritikan untuk memperbaiki diri. Berani membuka ruang dialog. Berani untuk dinilai oleh orang lain.
Melihat success of others (kesuksesan orang lain), orang yang memiliki growth mindset dapat menemukan pelajaran dan inspirasi dari kesuksesan orang lain. Berbeda dengan orang yang fixed mindset. Biasanya merasa terancam dengan kesuksesan orang lain. Pikirannya adalah “jika Anda sukses maka saya gagal”.
Sikap terhadap hasil, fixed midset itu cepat puas, mencapai lebih sedikit dari potensi penuh yang dimiliki. Sedangkan growth mindset berusaha menggapai prestasi setinggi-tingginya. Ibarat pendaki gunung, ingin tiba di puncak.
Mari evaluasi mindset dengan memeriksa 9 aspek di atas: kecerdasan, keinginan, evaluasi terhadap situasi, menghadapi kemunduran, tantangan, usaha, kritikan, sukses orang lain, dan hasil. Mari asah diri menjadi pribadi yang berpola pikir bertumbuh (growth mindset). Jika masih ada fixed mindset dalam diri, segera analisis penyebabnya dan cari solusi yang tepat agar bisa hijrah dan move on ke growth mindset.
Makassar, 14 Oktober 2024