Sektor Jasa Keuangan Sulsel Tetap Stabil, OJK: Pilar Penting Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kepala OJK Sulselbar Moch Muchlasin memberikan perkembangan ekonomi sulsel di acara jurnal updatep Jumat (9/5)

MAKASSAR,FILALIN.COM,.– Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai bahwa sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tetap menunjukkan kinerja yang stabil dan resilien di tengah dinamika ekonomi global maupun domestik. Hal ini tercermin dari peran intermediasi yang kontributif serta profil risiko yang tetap terjaga.

 

Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah ini terus menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang tetap positif dan berada di atas rata-rata nasional.

 

Perkembangan Positif Sektor Perbankan

 

Per April 2025, total aset perbankan di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh sebesar 6,32 persen (yoy) mencapai Rp204,95 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik 7,60 persen (yoy) menjadi Rp139,38 triliun, dengan tabungan mendominasi komposisi DPK sebesar 58,83 persen.

 

Sementara itu, kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh 3,81 persen (yoy) mencapai Rp165,56 triliun. Dari total kredit tersebut, kredit produktif masih mendominasi dengan pangsa 53,80 persen, namun secara pertumbuhan lebih didorong oleh kredit konsumtif yang meningkat 7,87 persen.

 

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, perdagangan besar dan eceran menyerap porsi kredit terbesar dengan pangsa 22,98 persen, atau senilai Rp38,05 triliun.

 

Kinerja intermediasi perbankan Sulsel juga tetap kuat, tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada di angka 120,92 persen, serta rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga di level 3,00 persen.

 

Perbankan Syariah Tumbuh Lebih Tinggi

 

Perbankan syariah di Sulawesi Selatan turut mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Hingga April 2025, aset perbankan syariah tumbuh 17,19 persen (yoy) menjadi Rp17,25 triliun. DPK syariah juga meningkat 13,60 persen menjadi Rp12,18 triliun, dan penyaluran pembiayaan syariah naik 20,85 persen menjadi Rp15,01 triliun.

 

Tingkat intermediasi perbankan syariah terpantau cukup tinggi dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 123,25 persen, dan Non-Performing Financing (NPF) di level 2,10 persen.

 

Kredit UMKM Didominasi Usaha Mikro

 

Dukungan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah juga terus dikuatkan. Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel per April 2025 tumbuh 1,23 persen (yoy) menjadi Rp61,48 triliun, mencakup 37,88 persen dari total kredit bank umum.

 

Menariknya, penyaluran kredit UMKM didominasi oleh kredit usaha mikro, yang mencapai Rp33,61 triliun atau 54,67 persen dari total kredit UMKM. Secara keseluruhan, kredit UMKM telah menjangkau lebih dari 914 ribu debitur di Sulawesi Selatan.

 

Optimisme ke Depan

 

Muchlasin menegaskan bahwa OJK terus mendorong sektor jasa keuangan untuk adaptif dan inklusif dalam menjawab tantangan ekonomi. “Kami mengapresiasi kontribusi sektor perbankan dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kami juga terus memperkuat literasi dan inklusi keuangan agar manfaat sektor ini semakin luas dirasakan masyarakat,” ujarnya. (*)