PAREPARE,FILALIN.COM,– Di sebuah sudut sederhana di Kelurahan Lakessi, Kota Parepare, derai tawa anak-anak bersahut-sahutan di antara barisan tanaman cabai dan sawi yang tumbuh subur di pekarangan. Tempat itu bukan taman bermain biasa, melainkan Posyandu Flamboyan—sebuah pos pelayanan kesehatan yang bukan hanya menyembuhkan, tapi juga menumbuhkan dan memberdayakan.
Bagi ibu muda bernama Rahmawati (29), tempat ini adalah titik balik hidupnya. Anak keduanya, Dilla, yang dulu mengalami stunting ringan, kini menunjukkan grafik pertumbuhan yang terus meningkat.
“Dulu saya bingung mau kasih makan apa yang bergizi. Tapi setelah ikut kelas gizi dan belajar olah sayur dari kebun Posyandu, sekarang saya bisa masak sendiri dan anak saya jadi lebih sehat,” ujar Rahma, sambil mengaduk bubur jagung wortel buatan tangannya yang akan dibagikan sebagai PMT (Pemberian Makanan Tambahan).

Posyandu Flamboyan adalah Posyandu 3 Generasi pertama dan satu-satunya di Parepare, hasil inisiasi Pertamina Patra Niaga melalui program CSR Pertamina Sehati. Bukan hanya balita, Posyandu ini juga membuka layanan rutin bagi lansia, remaja, hingga Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)—hal yang masih jarang ditemukan di Posyandu biasa.
Di salah satu sudut ruang konseling, Ilham (17), seorang remaja yang sempat mengalami depresi akibat tekanan di sekolah, kini aktif sebagai relawan muda di kegiatan edukasi remaja. Ia tak hanya kembali bersekolah, tapi kini berani berbicara di depan umum dan menjadi inspirasi bagi teman-temannya.
“Waktu pertama datang, saya nggak pernah bicara. Tapi kakak-kakak di sini sabar sekali. Mereka tidak memaksa, tapi mendengarkan. Sekarang saya malah jadi pengisi materi tentang kesehatan mental remaja,” tutur Ilham, tersenyum malu-malu.
Sementara itu, Andi La Pati (62), seorang pensiunan nelayan, rutin datang setiap tanggal 16 untuk pemeriksaan tekanan darah. Namun yang paling ia syukuri bukan sekadar layanan medis, tapi kebersamaan dan semangat gotong royong yang ia rasakan.
“Rasanya kayak keluarga besar. Kami saling bantu, saling ingatkan. Saya jadi merasa muda lagi,” canda La Pati sambil tertawa lepas.

Keberhasilan Posyandu Flamboyan tak lepas dari peran kader-kader perempuan yang menjadi ujung tombak di lapangan. Mereka mengelola kebun gizi, mendampingi keluarga, hingga menjadi agen perubahan sosial. Kebun kecil di halaman Posyandu kini menghasilkan sayur dan buah yang bukan hanya menyehatkan, tapi juga menopang ekonomi keluarga kader.
“Kami bisa bawa pulang sebagian hasil panen, sisanya untuk PMT. Bahkan beberapa warga sudah mulai tanam sendiri di rumah,” ungkap Ibu Nurlela, salah satu kader senior yang telah aktif sejak awal pendirian posyandu.
Menurut Tengku Muhammad Rum, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan inklusif bisa menjangkau berbagai kalangan, terutama yang sering terpinggirkan dalam sistem layanan kesehatan konvensional.
“Posyandu Flamboyan ini adalah bukti bahwa jika perusahaan, kader, dan masyarakat bergandengan tangan, maka lahirlah solusi yang tidak hanya menyembuhkan tapi juga menguatkan,” ujarnya.
Dengan semangat gotong royong dan keberpihakan kepada yang rentan, Posyandu Flamboyan telah menjadi lebih dari sekadar pusat layanan kesehatan. Ia tumbuh menjadi rumah bersama, tempat harapan-harapan baru bertunas dari kebun gizi yang sederhana, dan cerita-cerita pemulihan bergema di hati banyak orang.
Di Parepare, sembuh bukan hanya urusan medis. Ia adalah urusan hati, kebersamaan, dan keberdayaan—dan Posyandu Flamboyan adalah buktinya. (*)