MAKASSAR,FILALIN.COM, –Bank Indonesia (BI) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali melaksanakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) tahun 2025 sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui distribusi uang Rupiah layak edar di wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T).
Tahun ini, ERB 2025 menargetkan kunjungan ke 90 pulau di 18 provinsi, menjangkau masyarakat di pelosok negeri yang aksesnya terbatas terhadap layanan perbankan. Kegiatan ini ditandai dengan seremonial pelepasan KRI Marlin-877 di Markas Komando Daerah Angkatan Laut (Koarmada) VI Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (21/10).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, Plt Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulsel, Marwan Mansur, S.H., M.H., serta Komandan Koarmada VI Laksamana Muda TNI Andi Abdul Aziz, S.H., M.M., bersama jajaran Forkopimda Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam sambutannya, Rizki Ernadi Wimanda menjelaskan bahwa pelaksanaan ERB merupakan bentuk nyata sinergi antara BI dan TNI AL dalam menjaga kedaulatan negara, khususnya melalui penguatan Rupiah sebagai simbol keutuhan NKRI.
“Melalui Ekspedisi Rupiah Berdaulat, kami memastikan bahwa setiap jengkal wilayah Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan terpencil, dapat menikmati layanan uang Rupiah layak edar. Rupiah bukan hanya alat pembayaran, tetapi juga simbol kedaulatan negara yang harus dijaga bersama,” ujar Rizki.
Rizki menambahkan, Sulawesi Selatan dipilih sebagai lokasi pelaksanaan ERB ke-18 karena memiliki posisi strategis serta kedekatan historis dan ekonomi dengan wilayah-wilayah kepulauan di bagian timur Indonesia.
“Dari Makassar, kami melepas kapal KRI Marlin-877 untuk menjangkau lima pulau di tiga kabupaten, yaitu Pulau Tanakeke (Takalar), Kambuno, Kanalo, Batanglampe (Sinjai), dan Bontosunggu (Kepulauan Selayar). Di sana, kami tidak hanya menyalurkan uang Rupiah layak edar, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya merawat dan menghargai Rupiah,” jelasnya.
Menurut Rizki, tantangan utama dalam distribusi uang Rupiah di daerah 3T adalah kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau serta keterbatasan infrastruktur transportasi. Selain itu, perilaku masyarakat terhadap uang juga menjadi perhatian penting.
“Masih sering kita temukan uang lusuh atau rusak akibat dilipat, distaples, atau dibasahi. Karena itu, melalui ERB, kami juga melakukan edukasi agar masyarakat memahami cara memperlakukan Rupiah dengan baik sebagai wujud kecintaan terhadap negara,” tambahnya.
Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2012, program Ekspedisi Rupiah Berdaulat telah menjangkau 655 pulau di seluruh Indonesia melalui 132 kegiatan kas keliling. Pada tahun 2024, BI mencatat total nilai penukaran uang mencapai Rp164,4 miliar dari kegiatan ERB di berbagai wilayah.
Kerja sama antara Bank Indonesia dan TNI AL disebut Rizki sebagai wujud kolaborasi strategis antara kedaulatan ekonomi dan kedaulatan pertahanan.
“TNI AL menjaga kedaulatan dari sisi pertahanan dan teritorial, sementara BI menjaga kedaulatan ekonomi melalui Rupiah. Sinergi ini kami yakini memperkuat kesadaran nasional, bahwa Rupiah adalah identitas dan simbol kemandirian bangsa,” tegas Rizki.
Pelaksanaan ERB 2025 di wilayah Sulawesi Selatan dijadwalkan berlangsung pada 21 hingga 27 Oktober 2025. Selain layanan penukaran uang, tim gabungan juga akan melakukan sosialisasi ciri keaslian Rupiah, edukasi cinta, bangga, dan paham Rupiah, serta penyerahan bantuan sosial kepada masyarakat kepulauan.
“Kami ingin memastikan, dari kota besar hingga pelosok negeri, setiap warga negara Indonesia dapat merasakan kehadiran negara melalui Rupiah,” pungkas Rizki Ernadi Wimanda. (*)