DUKUNG PENGURANGAN PENGGUNAAN AIR TANAH,  SPJM KELOLA DAN OPERASIKAN TEKNOLOGI SEA WATER REVERSE OSMOSIS (SWRO)

MAKASSAR,FILALIN.COM, –PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) sebagai salah satu Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging dan Shipyard (MEPS) secara berkelanjutan menunjukkan komitmen untuk mewujudkan lingkungan bisnis yang mendukung pemanfaatan energi secara efektif dan efisien tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang disediakan oleh seluurh pengguna jasa. Salah satu langkah nyatanya adalah dengan mendukung upaya penggunaan teknologi alternatif untuk mengurangi penggunaan air tanah dengan mengelola Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di beberapa pelabuhan di wilayah operasional SPJM.

Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan air tanah secara berlebihan dapat memberikan dampak terhadap keberlanjutan lingkungan diantaranya dapat menyebabkan penurunan muka tanah (subsiden), intrusi air laut, penurunan kualitas air, dan kerusakan ekosistem. Dampak ini juga memicu beberapa kondisi bahaya lain seperti peningkatan risiko banjir dan risiko kerusakan infrastruktur, kondisi air yang tidak layak konsumsi, serta pengeringan sungai, danau, dan lahan basah yang berpotensi mengancam habitat dan fungsi ekosistem. Terlebih lagi penggunaan air tanah yang berlebihan juga dapat mengakibatkan adanya penurunan kualitas air tanah yang dapat membahayakan kesehatan dan risiko fenomena krisis air.

Untuk itu sebagai wujud komitmen penerapan sistem manajemen terpadu dalam mendukung pemanfaatan energi secara efektif dan efisien tanpa mengurangi kualitas pelayanan, SPJM bersama dengan anak perusahaan dibawahnya yaitu PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) dan PT Lamong Energi Indonesia (LEGI) melakukan pengoperasian dan pemeliharaan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang telah diterapkan di beberapa Pelabuhan. SWRO sendiri merupakan teknologi yang digunakan untuk proses desalinasi yaitu mengubah air laut menjadi air tawar dengan menggunakan membran khusus, dimana air melewati tekanan tinggi dengan tujuan memisahkan garam dan kontaminan lainnya. Teknologi ini merupakan alternatif solusi untuk menyediakan air bersih yang berkelanjutan di daerah yang kesulitan mendapatkan sumber air tawar seperti daerah pesisir atau pulau-pulau terpencil.

“Saat ini melalui anak perusahaan yang membidangi bisnis port services yaitu EPI dan LEGI, kami telah mengoperasikan fasilitas teknologi SWRO di 3 (tiga) Pelabuhan yaitu: Tanjung Priok, Pontianak, dan Labuhan Bajo dengan kapasitas yang mumpuni yaitu 1400 M3/hari untuk Tanjung Priok, 800 M3/hari di Pontianak, dan 900 M3/hari di Labuan Bajo. Selain itu, kami juga melakukan pemeliharaan untuk memastikan fasilitas SWRO di pelabuhan-pelabuhan tersebut dapat beroperasi optimal. Pemeliharaan yang kami lakukan mulai dari mengganti komponen SWRO (filter dan membran) secara berkala sesuai manual book, pembersihan SWRO secara berkala, pemeriksaan tekanan air dan kebocoran instalasi SWRO, pemeriksaan Total Dissolve Solid (TDS) untuk mengetahui zat (organik & anorganik) yg terlarut dalam air, pemeriksaan dan pembersihan tangki secara berkala”, ungkap SVP Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick.

Lebih lanjut Tubagus menambahkan, “Tentunya dengan manfaat yang sangat signifikan atas penggunaan SWRO ini, kami berharap teknologi ini nantinya dapat diperluas penggunaannya di seluruh pelabuhan Indonesia sehingga tidak hanya pemenuhan kebutuhan air bersih dapat terjamin, namun juga keberlanjutan dan perlindungan ekosistem laut dan infrastruktur dapat lebih terjaga. (*)