VinFast dan Pemerintah Bersinergi Percepat Transformasi Kendaraan Listrik di Indonesia

Salah satu produk dari vanfast ditampilkan dalam sebuah pameran mobil. foto : ist

JAKARTA,FILALIN.COM — Pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari komitmen menuju net zero emission tahun 2060. Langkah besar ini kini mendapat dukungan dari produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, yang resmi memperkuat kehadirannya di Indonesia.

Dalam peluncurannya di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadikan kendaraan listrik lebih terjangkau dan mudah diakses masyarakat luas.

“VinFast ingin menjadi bagian dari upaya Indonesia menuju masa depan energi bersih. Kami percaya kendaraan listrik bukan hanya milik segelintir orang, tapi untuk semua,” ujar Kariyanto, Senin (3/11).

VinFast membawa strategi yang dinilai mampu mempercepat transisi kendaraan listrik, antara lain melalui harga kompetitif, skema berlangganan baterai fleksibel, serta layanan purna jual digital yang praktis. Perusahaan juga menargetkan pembangunan jaringan pengisian daya di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

Pemerintah menyambut langkah VinFast sebagai bagian dari penguatan industri kendaraan listrik nasional.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), mengatakan Indonesia memiliki keunggulan bahan baku untuk mendukung industri baterai.

“Kita ingin agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat produksi kendaraan listrik di kawasan. Investasi seperti yang dilakukan VinFast akan mempercepat ekosistem EV nasional,” kata Seto.

Selain membuka peluang kerja baru, kebijakan elektrifikasi juga diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sekaligus mengubah pola konsumsi energi masyarakat menuju arah yang lebih hijau.

 

Pengamat transportasi Universitas Hasanuddin, Dr. Yusran Yusuf, menilai kehadiran pemain seperti VinFast penting untuk mengakselerasi adopsi EV di Indonesia.

“Transformasi ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan perilaku. Ketika masyarakat mulai melihat manfaat ekonomi dan lingkungan, maka adopsi akan tumbuh lebih cepat,” ujarnya.

Salah satu pengguna mobil listrik, Rizky Mahendra, mengaku biaya pengisian daya kini jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar konvensional.

“Lebih tenang, tanpa polusi, dan biayanya juga lebih efisien,” katanya.

Pemerintah menargetkan dua juta kendaraan listrik beroperasi pada 2030, seiring pembangunan 30 ribu SPKLU nasional.

Dengan dukungan investasi seperti VinFast, Indonesia semakin siap memasuki era mobilitas bersih dan berkelanjutan.

“Kendaraan listrik bukan lagi masa depan — tapi masa kini yang sedang kita jalani,” tutup Kariyanto Hardjosoemarto optimistis. (*)