GOWA,FILALIN.COM, — Ratusan warga bersama mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Manuju (GERAM) dan Front Kesatuan Mahasiswa Indonesia (FKMI) menggelar aksi unjuk rasa di area proyek Pembangunan Bendungan Jenelata, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Selasa (4/11/2025).
Mereka menuntut agar pembayaran lahan terdampak proyek segera diselesaikan, lantaran sebagian warga mengaku belum menerima kompensasi.
Salah seorang perwakilan massa, Maslim, menyampaikan kekhawatiran warga jika pembangunan terus berjalan tanpa adanya kejelasan ganti rugi.
“Kami hanya ingin keadilan. Pembayaran lahan harus tuntas sebelum pembangunan berlanjut. Warga khawatir, bendungan selesai tapi hak kami belum dibayarkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Gowa yang mengawal lansung aksi masyarakat manuju menekankan kepada seluruh personil polres Gowa agar melaksanakan perintah Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo untuk selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan cara humanis dan tidak arogan.
“Hal inilah yang diterapkan, dalam mengawal aksi masyarakat dengan pendekatan yang humanis dan dialogis.”Tegas Kapolres Gowa.
Kapolres bahkan naik ke mobil komando massa, berbicara di hadapan pengunjuk rasa dengan nada menenangkan dan penuh empati.
“Kami hadir bukan menghadang, tapi mengawal. Sesuai arahan Bapak Kapolda Sulsel, kami diminta menjaga situasi dengan pendekatan yang humanis. Aspirasi masyarakat harus didengar dan kami akan mengawal penyampaian aspirasi dengan damai” tegas AKBP Aldy.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga suasana damai selama aksi berlangsung.
“Polri menghormati hak masyarakat dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
Namun semua harus tertib, damai, dan tidak menimbulkan gangguan ketertiban,” ujarnya.
“Kami paham keresahan warga. Karena itu kami ingin berdiri di tengah menjaga aturan, tapi juga memastikan aspirasi rakyat tersampaikan dengan aman,” tambahnya.
Kapolres menegaskan bahwa arahan Kapolda menjadi panduan utama dalam setiap kegiatan pengamanan.
“Bapak Kapolda Sulsel selalu mengingatkan kami agar tidak mengedepankan kekuatan, tapi komunikasi dan hati nurani. Polri bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk melindungi masyarakat,” ucapnya dengan tegas.
Pendekatan humanis tersebut menuai apresiasi dari Kepala BPN Gowa, Aksara Alif Raja, yang turut hadir di lokasi.
“Terima kasih kepada pihak kepolisian, khususnya Bapak Kapolres Gowa. Dengan cara humanis, masyarakat bisa menyampaikan aspirasi secara damai. Kami juga siap mempercepat penyelesaian ganti rugi sesuai prosedur,” jelasnya.
Aksara menyebutkan, hasil musyawarah penilaian ganti rugi terhadap sekitar 70 bidang lahan akan disampaikan pada hari yang sama oleh tim appraisal.
Pengamanan aksi dilakukan secara terbuka dan tertutup dengan melibatkan personel Polres Gowa dan dukungan Samapta Polda Sulsel.
Selama aksi berlangsung, suasana tetap kondusif tanpa ada gesekan antara massa dan aparat.
Kapolres yang didampingi pejabat utama Polres, seperti Kabag Ops, Kasat Intelkam, Kasat Samapta juga tampak berdialog langsung dengan para peserta aksi.
“Kami mengapresiasi mahasiswa dan masyarakat yang memilih jalan damai dalam menyampaikan tuntutan. Ini wujud kedewasaan berdemokrasi yang patut dicontoh,” tutup AKBP Aldy.
Aksi pun berakhir tertib setelah perwakilan massa menyerahkan berkas tuntutan kepada pihak BPN Gowa dan Balai Pompengan. (*)












