Pasar Saham Menguat Jelang Lebaran, OJK: Sentimen Global Masih Jadi Tantangan

JAKARTA,FILALIN.COM, — Menjelang Lebaran, pasar saham Indonesia menunjukkan penguatan meskipun tekanan global masih membayangi. Per 27 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 3,83 persen secara month-to-date (mtd) ke level 6.510,62. Namun, secara year-to-date (ytd), indeks masih mencatatkan pelemahan sebesar 8,04 persen.

 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Hasan Fawzi, menyatakan bahwa meski pasar saham menunjukkan perbaikan, investor tetap perlu mewaspadai volatilitas akibat faktor eksternal.

 

> “Pasar mencatatkan penguatan teknikal menjelang akhir Maret, namun kami melihat tekanan global, terutama dari ketidakpastian suku bunga dan tensi geopolitik, masih memberi pengaruh besar terhadap sentimen investor,” ujar Hasan Fawzi, Jumat (12/4).

 

 

 

Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.126 triliun, naik 2,27 persen secara mtd, namun masih turun 9,80 persen secara ytd. Sementara itu, investor non-resident membukukan net sell sebesar Rp8,02 triliun secara mtd, dengan total net sell sebesar Rp29,92 triliun secara ytd.

 

Penurunan kinerja sektoral secara mtd terutama terjadi di sektor healthcare dan consumer cyclicals. Meski begitu, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd tercatat meningkat ke Rp12,34 triliun, naik dari Rp11,60 triliun pada Februari 2025.

 

Setelah libur Lebaran, IHSG dibuka pada 8 April dengan koreksi tajam sebesar 7,90 persen ke level 5.996,14 dan sempat mengalami trading halt selama 30 menit. Namun, tekanan tersebut mulai mereda pada 9 April dengan penurunan hanya 0,47 persen. Pada 10 April, IHSG berhasil rebound dan ditutup menguat 4,79 persen di level 6.254,02, meski secara ytd masih turun 11,67 persen.

 

Di pasar obligasi, indeks ICBI pada Maret tercatat melemah 0,17 persen secara mtd, meski masih naik 1,75 persen ytd ke level 399,54. Rata-rata yield SBN naik 13,19 basis poin mtd, namun turun 1,73 bps secara ytd. Investor non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp1,72 triliun secara mtd (ytd: net buy Rp15,23 triliun).

 

Sementara di pasar obligasi korporasi, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp0,43 triliun secara mtd, dengan total net sell Rp1,41 triliun secara ytd.

 

> “OJK terus memantau dinamika pasar secara ketat dan mengupayakan stabilitas serta kepercayaan investor melalui kebijakan yang akomodatif dan berbasis data,” tambah Hasan Fawzi. (*)