Pasar Modal Tetap Atraktif di Tengah Tekanan Global, Bursa Karbon dan Derivatif Tunjukkan Pertumbuhan Positif

JAKARTA, Filalin.com, – Meskipun pasar saham domestik masih menghadapi tekanan akibat dinamika geopolitik global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sejumlah perkembangan positif di sektor Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon (PMDK) hingga akhir Juni 2025.

 

Menurut Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, pelemahan indeks pasar saham secara month-to-date (mtd) sebesar 3,46 persen dan year-to-date (ytd) sebesar 2,15 persen merupakan respons wajar pasar terhadap ketidakpastian global. IHSG per 30 Juni 2025 tercatat di level 6.927,68 dengan kapitalisasi pasar Rp12.178 triliun, turun 1,95 persen mtd.

 

“Meski terjadi tekanan di pasar saham, aktivitas penghimpunan dana dan pengembangan sektor derivatif serta bursa karbon menunjukkan arah pertumbuhan yang sehat,” ujar Inarno.

 

Net Sell Asing Masih Berlanjut

 

Pada bulan Juni 2025, investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp8,38 triliun di pasar saham, menjadikan total net sell sebesar Rp53,57 triliun secara ytd. Sektor industri dan keuangan menjadi yang paling terdampak, sementara sektor transportasi dan logistik serta bahan baku menunjukkan performa positif.

 

Rata-rata nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp13,29 triliun ytd, lebih tinggi dibanding Mei 2025 yang sebesar Rp12,90 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas pasar tetap terjaga.

 

Pasar Obligasi dan Reksa Dana Stabil

 

Di pasar obligasi, Indeks ICBI menguat 1,18 persen mtd ke level 414,00 dengan penurunan yield SBN rata-rata sebesar 8,26 bps mtd. Meskipun investor asing membukukan net sell Rp7,36 triliun di SBN pada Juni, mereka masih mencatat net buy sebesar Rp42,27 triliun secara ytd.

 

Untuk industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) per akhir Juni mencapai Rp844,69 triliun. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana sebesar Rp510,15 triliun menunjukkan pertumbuhan ytd sebesar 2,18 persen meski secara mtd turun tipis 0,31 persen.

 

Fundraising di Pasar Modal Masih Bergairah

 

Penghimpunan dana melalui pasar modal tetap bergairah dengan nilai penawaran umum mencapai Rp142,62 triliun dari awal tahun hingga Juni 2025. Sebanyak 16 emiten baru berhasil masuk bursa dengan total dana Rp8,49 triliun. Saat ini, masih terdapat 13 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp9,80 triliun.

 

Di sektor Securities Crowdfunding (SCF), telah terdapat 18 penyelenggara resmi dengan total 852 penerbitan efek dari 525 penerbit dan 182.643 pemodal. Dana yang telah dihimpun dan teradministrasi di KSEI mencapai Rp1,60 triliun.

 

Lonjakan Transaksi Derivatif Keuangan

 

Transaksi derivatif keuangan juga mengalami lonjakan signifikan. Hingga akhir Juni 2025, tercatat 97 pelaku dan 19 penyelenggara derivatif telah mengantongi izin prinsip OJK. Nilai transaksi pada Juni saja mencapai Rp135,30 triliun, dengan rata-rata transaksi harian sebesar Rp6,44 triliun. Secara kumulatif, volume transaksi mencapai 591.381 lot dengan nilai mencapai Rp1.309,09 triliun.

 

Bursa Karbon Semakin Menjadi Sorotan

 

Sejak resmi diluncurkan pada 26 September 2023, Bursa Karbon Indonesia terus berkembang. Hingga 30 Juni 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang telah mengantongi izin dengan total volume perdagangan karbon mencapai 1.599.322 tCO2e dan akumulasi nilai transaksi sebesar Rp77,95 miliar.

 

“Kami melihat antusiasme yang meningkat terhadap mekanisme pasar karbon seiring meningkatnya kesadaran lingkungan dan transisi energi di berbagai sektor industri,” tutur Inarno.

 

OJK menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat regulasi, infrastruktur, dan pengawasan dalam mendukung pertumbuhan pasar keuangan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. (*)