Menjadi Kritis dan Visioner: Langkah Awal Kaderisasi LDRH UIN Alauddin

MAKASSAR,FILALIN.COM,–Lembaga Debat dan Riset Hukum (LDRH) UIN Alauddin Makassar menggelar kegiatan indoor Calon Law Debate and Resarch Member (CLDRM VI) sebagai tahap awal rekrutmen kader di Lecture Theater (LT) Universitas, Senin (15/11/2025).

 

Kegiatan open recruitment tahun ini mengusung tema “Mencetak Kader yang Kritis dan Visioner Menuju LDRH yang Lebih Progresif” dan dihadiri oleh 108 peserta dari total 153 pendaftar.

 

Ketua panitia, Nasrullah, melaporkan bahwa 153 pendaftar tersebut terdiri atas 58 orang dari Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), 21 orang dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), 4 orang dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), 24 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), 28 orang dari Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik (FUFP), 9 orang dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta 9 orang dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK).

 

Ketua Umum LDRH Afifah Annisa Safitri, dalam sambutannya, menekankan bahwa tema rekrutmen tahun ini bukan sekadar slogan, tetapi memuat arah pembinaan kader hukum muda di lingkungan universitas. Ia menyebut bahwa sejak awal setiap peserta sudah berada pada jalur pembentukan identitas intelektualnya di LDRH.

 

“Masuk ke LDRH artinya kalian sudah punya tujuan atau goals yang kalian tetapkan sedari awal,” ujarnya di hadapan peserta.

 

Ia kemudian mengingatkan bahwa tujuan tersebut tidak boleh berhenti sebagai niat sesaat.

 

“Jangan sampai kita hanya menetapkan goals itu di awal tapi tidak merealisasikannya hingga akhir. Tujuan itu diciptakan untuk dicapai pada akhirnya.”

 

Ia menekankan bahwa pembinaan debat dan riset tidak dimaksudkan sebagai aktivitas seremonial, tetapi sebagai proses intelektual yang harus dijalani dengan konsisten.

 

“Bukan hanya sekadar mengikuti kegiatan, tapi ada yang bisa kalian bawa pulang setelah pada akhirnya keluar dari lembaga debat dan riset hukum ini,” tuturnya.

 

Ia mengingatkan bahwa setiap capaian akademik dan kemampuan berpikir kritis tidak dapat diperoleh secara instan.

 

“Tidak ada hasil terbaik yang bisa kita dapat jika proses kita ini instan. Tidak ada proses tanpa rasa sakit,” jelasnya.

 

Pesan ini menjadi penekanan penting dalam proses kaderisasi internal LDRH yang sejak awal dikenal berorientasi pada kedisiplinan berpikir, kemampuan analitis, dan tradisi riset.

 

Dalam sambutan itu juga, Ketua Umum menata kembali ekspektasi dasar terhadap peserta CLDRM VI sebagai generasi yang diharapkan mampu memanfaatkan struktur kaderisasi secara penuh, baik melalui kajian maupun pelatihan.

 

Dalam sambutannya pembina LDRH, Prof. Muhammad Saleh Ridwan menegaskan bahwa organisasi hanya akan bermakna bagi mereka yang benar-benar ingin terlibat.

 

“Organisasi itu ibarat kita memasak sayur tanpa garam, kalau tidak dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh, tidak akan terasa apa-apa.”

 

Ia juga mengingatkan bahwa tidak ada gunanya bergabung jika hanya membawa nama tanpa kontribusi.

 

“Kalau hanya mau numpang nama, itu tidak ada bedanya,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa organisasi bukanlah beban, tetapi justru ruang yang mendorong kesuksesan mahasiswa. Menurutnya, banyak mahasiswa berkembang pesat karena terbantu oleh lingkungan organisasi yang suportif dan menantang.

 

“Organisasi itu bukan menghambat, justru mendorong kesuksesan,” tuturnya.

 

Ia juga menekankan bahwa aktivitas riset dan debat di LDRH akan membentuk ketajaman mental serta kemampuan akademik yang lebih kuat dibanding hanya mengandalkan perkuliahan.

 

“Kalau penelitiannya banyak, mental dan akademiknya juga pasti ikut naik,” tambahnya.

 

Salah satu peserta, Andiagil Munawwar, mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, angkatan 2024, mengaku memperoleh banyak wawasan baru selama mengikuti indoor.

 

“Indoor ini memberi kami banyak pengetahuan, mulai dari riset sampai bagaimana berpikir secara sistematis,” ujarnya.

 

Ia menjelaskan bahwa persiapan utamanya sebelum mengikuti kegiatan adalah menjaga kondisi tubuh agar tetap fit.

 

“Yang paling utama saya persiapkan itu kesehatan, supaya bisa mengikuti semua rangkaian dengan baik,” katanya.

 

Dari seluruh rangkaian kegiatan, bagian yang paling berkesan bagi Agil adalah sesi materi tentang riset.

 

“Menurut saya, yang paling berkesan itu materi riset, karena kita dapat sesuatu yang bisa dikembangkan ke depannya,” tuturnya.

 

Agil juga menyampaikan harapannya selama berproses di LDRH. Ia ingin menjadikan lembaga ini sebagai ruang untuk berkembang dan memperdalam kemampuan akademik maupun karakter.

 

“Saya ingin berkembang dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Kita tidak hanya butuh ekspektasi, tapi juga aksi dan ambisi,” ujarnya.

(*/Penulis : Risaldi Anggara)

(Departemen Informasi dan Relasi LDRH)