MAKASSAR,FILALIN.COM, – Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mengelar Rapat Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka pengukuhan Profesor atau Guru Besar secara online dan offline di Auditorium Al-Jibra kampus UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Selasa (6/2/024).
Acara pengkuhan jabatan akademik untuk seorang dosen ini menetapkan dua profesor baru UMI yakni Prof. Dr. Ir. H. Dirgahayu A. Lantara, MT., IPU., ASEAN Eng dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), dan Prof. Dr. Ir. Maryam, Hafram, MT, dari Fakultas Teknik (FT).
Rektor UMI, Prof. Dr. H Sufirman Rahman, SH, MH, mengungkapkan, rasa syukur karena UMI kembali membuktikan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah dengan menambah dua guru besar lewat penambahan jumlah profesor.
“Dengan bertambah dua profesor tersebut, maka jumlah guru besar di UMI mencapai 83 orang, yang telah memiliki pengalaman di bidang masing-masing,”ungkapnya.
Target UMI, disebutkan Prof Sufirman Rahman, pada tahun 2024 adalah mencapai 10 persen dari jumlah dosen menjadi profesor, sehingga dapat mencapai angka 88 profesor.
“Semoga penambahan jumlah guru besar dapat menjadi inspirasi atau dorongan bagi dosen lainnya di UMI untuk berusaha meraih gelar profesor. Insya allah besok akan digelar pengukuhan 3 Profesor dan tanggal 12 Pebruari ada 2 Professor UMI juga akan dikukuhan,” ujarnya.
Menambah jumlah profesor, kata dia, merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan tersendiri bagi para guru besar dalam menjalankan tugas mereka dengan lebih baik.
“Kepada profesor yang baru saja dikukuhkan, saya ingin menyampaikan bahwa tugas melaksanakan tridarma tidak berakhir saat menjadi guru besar. Sebaliknya, profesor memiliki kewajiban2 utama untuk melakukan penelitian, dan tugas khususnya adalah meningkatkan produksi karya ilmiah,” katanya.
Ia menegaskan bahwa dosen di UMI dituntut untuk terus mengembangkan diri dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi untuk menjawab atau mengimplementasikan cita-cita UMI dalam mencapai status World Class University (WCU).
“UMI telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Belanda, Prancis, dan Jepang. Semua ini dilakukan untuk mencapai status World Class University (WCU),” jelasnya.
Terpantau, Prof Dirga Lantara membawakan pidato ilmiah berjudul “Optimalisasi sumberdaya manusia dalam meningkatkan kemampuan produksi dalam industri pembuatan Kapal Layar Phinisi”.
Ia menjelaskan bahwa Phinisi merupakan kapal layar tradisional suku Bugis dan suku Makassar di Sulawesi Selatan, yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dan tujuh helai layar.
Kemudian, Prof. Dr. Ir. St. Maryam, H., MT, dengan judul pidato “Kalibrasi dan validasi model simulasi lalu lintas mikroskopis VISSIM untuk peningkatan perencanaan kapasitas jalan raya”.
Prof. Dr. Ir. Maryam Hafram, MT., menyampaikan pentingnya memilih metode dan teknik yang tepat untuk menganalisis dan mengukur tingkat layanan lalu lintas dengan menggunakan aplikasi simulasi mikroskopis VISSIM.
Menurutnya, VISSIM dapat membantu dalam mengembangkan solusi transportasi yang lebih efektif dan efisien untuk mengurangi kemacetan. (*)