FILALIN, JAKARTA – Indikator Politik merilis hasil survei elektabilitas bakal calon presiden (capres) menjelang Pemilu 2024. Dalam survei tersebut, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo unggul di urutan pertama dalam beberapa simulasi bakal Capres, Jumat (06/01/23).
Nama Ganjar bertengger di posisi teratas dalam simulasi tiga nama. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut elektabilitas Ganjar mencapai 35,8 persen.
“Dari 3 nama besar Ganjar teratas 35,8%, Anies 28,3%, Prabowo 26,7%, dan sekitar 9,2% belum menunjukkan pilihan,” ucapnya melalui virtual zoom, Rabu (04/01/23).
Baca Juga: Dukungan Puan Maharani Untuk Capres 2024 Mengalir Deras
Kemudian, dalam simulasi 7 nama tertutup, Ganjar berada di posisi pertama dengan elektabilitas 32,8 persen. Lalu Anies menyusul dengan 26,7 persen, Prabowo 24,3 persen, dan sekitar 8,4 persen belum menunjukkan pilihan.
Selanjutnya, dalam simulasi 10 nama tertutup, Ganjar masih berada di urutan pertama dengan elektabilitas 31,5 persen. Di posisi kedua ada Anies dengan 24,4 persen, lalu Prabowo 21,4 persen, dan sekitar 8,2 persen belum menunjukkan pilihan.
Sementara dalam simulasi 19 nama semi terbuka, Ganjar kembali di posisi teratas dengan elektabilitas 30,7 persen. Disusul Anies 23,7 persen, Prabowo 20,2 persen, dan 8,7 persen lainnya belum menunjukkan pilihan.
Sedangkan dalam simulasi 34 nama semi terbuka, Ganjar mendapatkan elektabilitas 29,5 persen. Di urutan kedua Anies memperoleh 22,8 persen dan Prabowo 19,5 persen, lalu sekitar 9,3 persen belum menunjukkan pilihan.
Baca Juga: Jokowi Minta ASEAN Tangani Masalah Muslim Rohingya di Rakhine State
Menurut Burhanuddin, Ganjar dan Prabowo cenderung mengalami peningkatan dukungan di berbagai simulasi pilihan, sedangkan Anies cenderung melemah.
Adapun survei tersebut berlangsung pada 1 sampai 6 Desember 2022 secara tatap muka. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden.
Toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random, sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) dan tidak ditemukan kesalahan berarti.